Investasi Migas Semester I-2018 Rendah, KESDM Yakin Melejit di Akhir Tahun

Feby Novalius, Jurnalis
Rabu 11 Juli 2018 14:51 WIB
Investasi Migas dipercaya akan meningkat tahun depan
Share :

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi sektor migas pada semester I mencapai USD3,9 miliar atau 27% dari target senilai USD14,2 miliar.

Menyikapi hal itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto mengatakan, ini baru laporan realisasi investasi semester I. Masih ada semester II, tentu diharapkan hasilnya bisa mencapai target yang ditetapkan.

"Biasanya investasi itu akan terjadi maksimal pada akhir tahun. Ini kurva S. Pada enam bulan pertama dia (investasi) masih kecil, nanti puncak investasi pada akhir tahun, pasti meningkat," ujarnya, di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Menurutnya, rendahnya investasi migas pada semester I-2018 karena ada beberapa proyek yang masih dalam tahap studi, perizinan dan sebagainya. Hal tersebut membuat realisasi investasi masih rendah.

"Jadi enam bulan itu masih proses. Investasi barus sedikit, tapi tingginya di atas akhir tahun," tuturnya.

Dia mengatakan, tunggu sampai akhir tahun seperti apa realisasi investasi migas nantinya. Yang jelas, dalam investasi ada progres positif bahwa sektor migas di Indonesia masih diminati investor.

"Kalau semua sesuai target hebat dong. Namanya juga rencana ada yang tercapai dan tidak," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, investasi hulu migas sedang menurun di tengah kenaikan harga minyak dunia. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, di antaranya soal proses tender.

"Permasalahannya saat tender tadi. Saat pelelangan tender sudah dilakukan dan didapatkan pemenangnya, bukan berarti semua bisa berjalan lancar," ujarnya.

Dia menjelaskan, seperti proyek yang dikerjakan KKKs Husky-CNOOC Madura Limited, di mana mereka sudah setuju untuk investasi dengan cara sewa kapal Floating Processing Unit. Namun, tender sewa kapal gagal karena ada prosedur yang salah.

"Di tender pertama gagal, waktu itu saya perintahkan ulang karena prosedur salah. Di samping itu kapalnya sudah ada izin. Saya kan enggak mau. Saya maunya bangun kapal di Indonesia. Ini kan jadi mundur," tuturnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya