JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana mencari pendanaan melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) dan sukuk ijarah senilai total Rp10 triliun yang akan digunakan untuk rencana ekspansi bisnis perusahaan.
Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, untuk tahap awal perseroan akan menerbitkan dua produk fund raising sekaligus, yaitu PUB I Obligasi tahap I tahun 2018 dan PUB II Sukuk Ijarah tahap I tahun 2018 dengan nilai penerbitan masing-masing sebanyak Rp1 triliun.
”PUB II Sukuk Ijarah tersebut merupakan program PUB sukuk ijarah dengan target dana terbesar yang akan diterbitkan oleh korporasi sepanjang 2018,” kata Dian di Jakarta.
Kedua surat berharga tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan XL Axiata yang telah memperoleh izin penerbitan selama dua tahun, dengan total target penerbitan masing-masing mencapai Rp5 triliun.
Menurut Dian, dalam dua sampai tiga tahun terakhir ini perseroan mulai melebarkan ekspansi jaringan ke wilayah luar Pulau Jawa. Penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini akan digunakan XL Axiata sebagai belanja modal perluasan Networks tersebut.
”Saat ini kontribusi pendapatan dari luar Jawa tumbuh cukup pesat sehingga kami tidak berhenti membangun jaringan 4G, ke depan kami akan fokus memperbanyak jaringan,” urainya.
Dia menjelaskan, meski kontribusi pendapatan dari luar Pulau Jawa saat ini hanya sekitar 10–15% dari total pendapatan perseroan, pertumbuhannya lebih masif dibandingkan dengan di Pulau Jawa.
Untuk itu, EXCL mengalokasikan hingga Rp7 triliun untuk membangun infrastruktur pada tahun ini. Sementara itu, Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan menambahkan, XL Axiata akan terus fokus dalam pengembangan bisnis layanan data. Di mana saat ini bisnis layanan data merupakan kontributor terbesar dan pendorong pertumbuhan perusahaan. Perseroan juga secara konsisten memperluas infrastruktur data XL Axiata di Indonesia, terutama di luar Jawa untuk mendorong pertumbuhan pengguna data di seluruh Tanah Air. Hal ini perlu didukung oleh rencana pendanaan yang solid.
”Kami percaya bahwa PUB obligasi dan sukuk ijarah yang baru akan memberikan salah satu alternatif pendanaan serta memungkinkan kami untuk membangun portofolio utang yang lebih kuat,” urainya.
(Feb)
Untuk catatan, XL Axiata secara konsisten menerapkan Agenda Transformasi 3R, yaitu revamp the core, rise up the value ladder,danre-invent way to play, dengan tujuan menjadi penyedia layanan telekomunikasi data pilihan di Indonesia. Strategi jangka panjang tersebut ditambah dengan manajemen biaya yang efektif dan manajemen keuangan yang sehat telah menghasilkan posisi keuangan yang kuat.
Dengan ini, XL Axiata memiliki fleksibilitas keuangan dalam meraih dana dari pasar modal melalui PUB ini, untuk mendukung ambisi XL Axiata untuk memperluas pasar data telekomunikasi di Indonesia.
Dengan mendapatkan initial rating AAA dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) atas obligasi dan sukuk ijarah yang ditawarkan pada PUB ini, menggambarkan bahwa XL Axiata memiliki kemampuan keuangan yang relatif sangat baik dalam membayar kewajiban-kewajibannya pada masa mendatang.
Di mana initial rating tersebut diberikan oleh Fitch kepada XL Axiata dengan mempertimbangkan dukungan induk, yaitu Axiata Group Berhad, tingkat leverage yang stabil, pemulihan EBITDA yang relatif baik, serta belanja modal yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan XL Axiata pada masa mendatang.
XL Axiata menawarkan kombinasi obligasi dan sukuk tersebut kali ini untuk menjangkau basis investor yang lebih luas. Pada saat yang sama, mendukung pemerintah dalam mengembangkan sektor keuangan syariah di Indonesia. Pada penawaran obligasi dan sukuk ijarah kali ini, XL Axiata menunjuk PT CGSCIMB Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Maybank Kim Eng Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriters).
XL Axiata akan melaksanakan book building dimulai dari 13 September 2018 sampai dengan 27 September 2018 dan menargetkan untuk melakukan penawaran umum pada 9 Oktober 2018 sampai dengan 11 Oktober 2018, serta dapat mencatatkan obligasi dan sukuk ini di Bursa Efek Indonesia pada pertengahan Oktober 2018. (Heru febrianto)
(Feb)
(Rani Hardjanti)