Menurut Dody, adanya perang dagang AS dan China ternyata cukup serius untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang. Khususnya di negara-negara berkembang salah satunya Indonesia.
Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump baru saja mengumumkan untuk memberlakukan tarif impor baru terhadap 6.000 item produk China. Tarif yang dimaksud yaitu sebesar 10% yang berlaku 24 September mendatang dan meningkat menjadi 25% di awal tahun depan.
"Iya efek eksternal. Ya itu paling tepat tarif risiko antara AS dan China cukup serius pengaruhi emerging country all currency-nya," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan.
(Dani Jumadil Akhir)