Dia menjelaskan, dalam menghitung output potensial ekonomi terdapat metode filtering dan fungsi produksi. Pada metode filtering ekonomi Indonesia berpotensi mencapai 5,6%, sedangkan dengan metode fungsi produksi berpotensi mencapai 6%.
"Jadi kalau pertumbuhan ekonomi 5,2% itu masih di bawah pertumbuhan yang potensialnya," katanya.
Baca Juga: Bank Pembangunan Asia: Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat
Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari potensinya tersebut, menjadi penyebab rendahnya indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi di 2018. Meski saat ini nilai tukar Rupiah tengah tertekan penguatan Dolar AS.