JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bersama dengan Freeport McMoran akan berkolaborasi dalam memilih manajemen dan mengoperasikan tambang di PT Freeport Indonesia (PTFI).
Di samping itu pemerintah daerah di Papua juga harus dipastikan mendapat manfaat maksimal dari divestasi tersebut. Kerjasama antara Inalum dan Freeport McMoran diperlukan demi menjaga produksi di masa peralihan kepemilikan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Inalum resmi menguasai 51% saham PTFI setelah dilakukan penan datanganan sales and purchase agreement (SPA) antara PT Indonesia Asahan Alumunium/Inalum (Persero) serta Freeport McMoran (FCX) sela ku induk usaha PTFI dan Rio Tinto.
Dengan penandatanganan tersebut, jumlah saham PTFI yang dimiliki pemerintah akan bertambah dari semula 9,36% menjadi 51,23%. Pada kesepakatan jual beli tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Papua akan memperoleh 10% dari 100% saham PTFI.
Baca Juga: Indonesia Kuasai Freeport, Presiden: Divestasi Dilakukan Secara Transparan
Perubahan kepemilikan saham ini akan disahkan setelah transaksi pembayaran sebesar USD3,85 miliar (sekitar Rp56 triliun) kepada FCX diselesaikan pada November 2018. Proses pemilihan manajemen PTFI akan dilakukan setelah Inalum menyelesaikan transaksi pembayaran.
Nantinya manajemen akan dipilih bersama-sama antara Inalum dan Freeport. “Keputusan bersama menentukan manajemen hingga penempatan direksi juga untuk menjaga stabilitas perusahaan. Adapun proses tersebut akan dilakukan bersamaan dengan masa transisi setelah seluruh proses transaksi selesai,” ujar Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta.
Mengenai pengoperasian tambang, Budi memastikan hal itu akan dilakukan bersama-sama untuk menjaga produksi. Di samping itu, kerja sama juga akan dilakukan dalam mem bangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).
Presiden dan CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson sebelumnya mengatakan, pihaknya sangat senang mengumumkan perjanjian definitif untuk akuisisi saham di PTFI oleh Inalum.
Baca Juga: Sederet Fakta Freeport Dikuasai Indonesia, Nomor 3 Untungkan RI
Menurutnya, langkah tersebut merupakan tonggak penting menuju pembentukan kemitraan jangka panjang baru dengan Pemerintah Indonesia sehingga memberikan stabilitas bagi operasi PTFI. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, pembangunan smelter tetap jalan sesuai dengan rencana.
Dia berharap fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral tersebut dapat selesai sebelum lima tahun.
“Pembangunan smelter berkapasitas 2,6 juta ton pertahun akan terus kami monitor dan evaluasi perkembangannya. Harapannya dapat selesai sebelum lima tahun,” ucapnya.
Pengamat energi dari Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi menilai, dengan saham mayoritas ada di pihak Indonesia, idealnya kendali manajemen berada di tangan Inalum meskipun Freeport McMoran memiliki kompetensi teknis pertambangan bawah tanah.
“Sebanyak 51% sudah tidak bisa ditawar. Dari sisi teknis, Freeport memang perlu terlibat untuk kegiatan penambangannya. Akan tetapi yang mengendalikan dan mengambil keputusan tetap kita,” kata dia. Dia juga mengatakan, kendali tersebut seharusnya tercermin dari pemilihan direksi dan komisaris setelah proses divestasi selesai. “Namun, yang jelas, bagaimana nanti hasilnya, Indonesia harus dominan,” tandas dia.