Dia menjelaskan, anggaran digunakan untuk memberikan stimulus dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar tidak selalu bergantung pada anggaran pusat. "Tantangan kita adalah untuk menjaga akuntabilitas, kehati-hatian dan keberlanjutan anggaran,” tambahnya.
Disisi lain Global Markets menilai saat ini Sri Mulyani tengah menghadapi masa sulit, bagaimana mendorong investasi infrastruktur, sementara menjaga keuangan negara tetap stabil. Karena kebutuhan untuk investasi infrastruktur berarti defisit fiskal yang menyusut, sesuatu yang oleh sebagian besar menteri-menteri keuangan sebenarnya dilihat sebagai noda terhadap keuangan pemerintah.
Dalam kesempatan itu Sri Mulyani juga menegaskan, terhadap tantangan di tahun depan yang lebih berat seperti nilai tukar, tekanan perang dagang dan sebagainya. Indonesia akan tunjukan dengan anggaran yang akuntabel, kredibel dan sustainable. Indonesia akan wujudkan dengan peningkatan kualitas sunber daya manusia yang berkesinambungan.
Sri Mulyani sebelumnya juga telah memperoleh beberapa penghargaan seperti Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets Forum di Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF yang berlangsung di Singapura.
Selain itu penghargaan sebagai Menteri Keuangan terbaik 2006 oleh majalah Euromoney, wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes 2008, dan terakhir dinobatkan sebagai menteri terbaik dunia pada World Government Summit di Dubai, Februari 2018.
(Rani Hardjanti)