Fakta Neraca Perdagangan Surplus USD230 Juta yang Ditopang Ekspor Nonmigas

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 16 Oktober 2018 14:43 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan dalam negeri per September 2018 mengalami surplus dengan nilai USD230 juta dibandingkan periode Agustus 2018. Meski begitu, kinerja ekspor per September 2018 ini belum lebih baik dibanding nilai ekspor bulan sebelumnya, Agustus 2018, sebesar USD15,87 miliar.

Berikut fakta-fakta neraca perdagangan surplus USD230 Juta yang dirangkum Okezone Finance, Selasa (16/10/2018).

Baca Juga: Neraca Perdagangan Surplus, Sri Mulyani: Arahnya Mulai Membaik

1. Necara Perdagangan pada September mengalami Surplus dari Ekspor Nonmigas

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menjelaskan, surplus perdagangan periode September 2018 disumbang oleh kinerja ekspor sektor nonmigas yang membaik sebesar USD1,297 miliar. Sedangkan sektor migas masih menyumbang defisit sebesar USD1,07 miliar.

“Jadi bulan September 2018 ini neraca perdagangan kita mengalami surplus sebesar USD0,23 miliar yang lebih baik dibanding bulan sebelumnya,” ucapnya di Jakarta, Senin (15/10/2018).

 

2. Defisit Neraca Januari-September untuk Sektor Nonmigas

Secara akumulatif periode Januari hingga September 2018 neraca perdagangan masih defisit jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD3,78 miliar. Adapun defisit neraca perdagangan Januari-September untuk sektor nonmigas berasal dari Australia, Thailand, serta China.

“Sedangkan surplus neraca perdagangan tertinggi datang dari negara India, Amerika Serikat (AS), serta Belanda. Di mana periode Januari-September surplusnya mencapai USD6,4 miliar untuk nilai per September surplus mencapai USD895 juta,” ungkapnya.

3. Surplus ke AS Mengalami Penurunan

Dia menambahkan, dibanding tahun lalu surplus ke Amerika untuk sektor ini masih turun, di mana surplus tertinggi 2017 mencapai USD7,166 miliar.

“Kontribusi ke AS, dari Januari sampai September 2018 itu surplus USD6,34 miliar. Memang, kalau di banding 2017 yang ke AS, surplusnya mengalami penurunan. Kalau 2017, surplusnya tinggi, yaitu USD7,166 miliar,” pungkasnya.

Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus dengan AS tapi Defisit Lawan China

4. Menekankan Impor Hingga Turun USD2,22 Miliar

Pemerintah berhasil menekan impor pada September 2018 dengan nilai USD14,69 miliar dibanding Agustus 2018 sebesar USD16,82 miliar atau turun sebesar USD2,22 miliar.

Penurunan terbesar impor nonmigas terjadi pada golongan barang di antarannya ampas (sisa industri makanan), benda besi dan baja, perhiasan, mesin-mesin pesawat, serta mesin peralatan listrik. Sedangkan peningkatan impor ada buah-buahan (kakao) serta bubur kayu.

5. Pertumbuhan Impor Sudah Turun Tapi Pemerintah Akan Terus Mengambil Kebijakan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan impor sudah turun menyusul berbagai kebijakan yang di tempuh pemerintah, namun angkanya masih besar.

“Impor walaupun growthnya turun, tapi yoy masih 14%. Itu masih terlalu tinggi,” kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Jakarta kemarin.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya