Viral Sajak Menyentuh Atas Nama Sri Mulyani, Berikut Penjelasan Kemenkeu

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Rabu 31 Oktober 2018 10:46 WIB
Foto: Dok.DJP
Share :

JAKARTA - Suasana duka tengah menyelimuti Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pasca 21 pegawai Kemenkeu menjadi korban dalam insiden jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin 29 Oktober 2018.

Pada hari kejadian tersebut, usai mendengar kabar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun langsung bergerak melakukan konfirmasi baik ke Basarnas dan Crisis Center di Bandara Soekarno-Hatta. Dirinya ingin memastikan kabar pegawai Kemenkeu yang menjadi penumpang.

Baca Juga: Menhub Minta Lion dan Garuda Periksa Pesawat Boeing 737 Max

Hingga dua hari pasca kejadian, pencarian akan pesawat jatuh itu masih terus berlanjut. Kedukaan pun terus menyelimuti keluarga dan rekan para korban.

Pagi ini, tersiar sajak yang menggambarkan cerita berkaitan dengan jatuhnya pesawat Pesawat Lion Air JT610. Sajak itu ditulis dengan mengatasnamakan Sri Mulyani.

Kalimat-kalimat sajak itu memang sangat menyentuh hati, namun penulisnya bukan Sri Mulyani. Hal itu diungkapkan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti.

Nufransa menyatakan, dirinya sudah melakukan konfirmasi langsung dengan Sri Mulyani, di mana Bendahara itu menyatakan tidak membuat sajak tersebut. Adapun sajak itu karya dari Jayaning Hartami yang di posting melalui akun Facebook-nya.

Baca Juga: Kisah Pegawai PLN yang Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air

"Banyak yang menanyakannya kepada saya. Dan setelah saya konfirmasi, beliau menyatakan tidak membuat tulisan tersebut. Setelah saya cari-cari informasi, sajak yang sangat bagus dan menyentuh ini adalah buah karya dari Jayaning Hartami. Sangat mengharukan sajak tersebut," ujar Nufransa kepada Okezone, Rabu (31/10/2018).

Berikut sajak menyentuh yang mengatasnamakan Sri Mulyani:

Sajaknya Ibu Sri mulyani-Menkeu..

Pada kamu yang malam tadi berdebat dengan istri. Merasa lelah mendengar keluhannya yang tak henti. Membawa kesal itu dalam tidurmu, sehingga emosi belum reda pagi ini..

Berpelukanlah sebelum pamit berangkat kerja nanti.

Karena bisa jadi,

Inilah waktumu melihatnya terakhir kali..

Pada kamu yang akhir akhir ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan mengurus rumah sendiri, tumpuk setrikaan tanpa henti, kepusingan mengatur tagihan yang datang bertubi. Lalu diam diam, kau kutuki karir suamimu yang tidak juga naik posisi...

Sambutlah ia ketika pulang nanti.

Katakan betapa bersyukurnya memiliki suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan gaji. Ucapkan terimakasih dengan tulus hati.

Kau tidak pernah tahu,

(Feb)

Bisa jadi untuk melakukannya esok, kau tak lagi punya waktu..

Pada kamu yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan badan butuh rebah. Lalu diam diam, kau simpan itu menjadi emosi marah..

Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini.

Saat hendak pergi, dan saat nanti pulang kembali.

Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang tentang hari harinya padamu. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik baik binar mata dan ekspresi mereka.

Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan,

Besok lusa tak ada lagi kesempatan.. 

**

Kebersamaan menahun seringkali membuat kita lebih mudah mendeteksi kekurangan, daripada menemukan kebaikan.

Lebih lancar memberi kritik, daripada memberi apresiasi.

Lebih cenderung mengeluh. Dan lupa mensyukuri satu sama lain.

Padahal kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.

Hargai setiap momen yang kita punya saat ini.

Minta maaf selagi bisa.

Berterimakasih selagi masih ada waktu.

Bercanda, berbincang, tertawa..., selagi kesempatan masih ada.

Berpelukanlah.

Selagi hangat tubuhnya masih bisa dirasa. 

**

Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT610..

Yang diantaranya ada seorang Ayah, yang pagi kemarin baru saja pamit bekerja setelah menghabiskan weekendnya untuk mengunjungi anak istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu setelah sepekan tak bertemu.

Ada juga seorang Ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur. Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja. Menjemput pahala.

Dan ada pula seorang lelaki yang baru menikah dua hari. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya.

***

Kita betul betul gak pernah tau.

Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini, adalah salam terakhir buat orang orang tercinta.

Lakukanlah selagi bisa....

 (Feb)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya