BATAM - Batam Aero Technic (BAT) yang merupakan hanggar pesawat milik Lion Air Group yang berada di Batam memiliki total nilai investasi hingga Rp7 triliun. BAT sendiri digadang gadang merupakan hanggar pesawat terbesar dan terlengkap di Indonesia
"Kita sangat serius dalam menjalankan suatu operasional penerbangan, dengan mempersiapkannya di tempat ini," kata Presiden Direktur Lion Group Daniel Putut Kuncoro saat Tur Hanggar dan Demonstrasi BAT bersama Media, Kamis (21/3/2024).
Menurutnya, BAT sendiri berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 30 hektare. Dengan kapasitas pesawat hingga 100 unit yang terdiri dari beberapa hanggar.
"Kita berada dalam hanggar terbaru kapasitas 26 pesawat, tempat perawatan pesawat lain tidak segitu. Jadi di sini lebih besar satu hanggar bisa sampai 60 sampai 70 dan fasilitas bisa sampai 100 di area ini," ungkapnya.
Saat ini realisasi investasi pada Batam Aero Technic (BAT) Lion mencapai Rp797 miliar hingga Desember 2023.
Dia menjelaskan untuk target nilai investasi pada lahan 30 hektar sebesar Rp1,550 triliun, dan direncanakan akan melakukan perluasan lahan hingga 50 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp7 triliun sampai tahun 2030.
BACA JUGA:
Saat ini sudah ada 1.500 karyawan, targetnya akan ada 10.000 anak muda bangsa yang akan kerja disini.
"Akan ada sekitar 10.000 anak bangsa yang bisa bekerja disini nantinya," tegasnya.
Pihaknya mengaku, berusaha menekan harga tiket pesawat dengan adanya BAT ini. Karena spesialnya BAT ini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dari pemerintah.
"Kita menjadi spesial ekonomi zone atau KEK pertama untuk perawatan pesawat udara dan kami juga dapatkan fasilitas untuk dapat insentif biaya masuk, pajak dan biaya lainnya agar bisa menekan harga tiket pesawat," katanya.
Investasi Bidang SDM
Pendiri Lion Air Rusdi Kirana mengatakan investasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci penting dalam menghadapi persaingan usaha ke depannya. Bahkan disebutkan Rusdi, investasi sumber daya manusia menjadi fokus utama perusahaan kedepannya.
Rusdi menjelaskan, hal tersebut hendak diwujudkan dengan berdirinya Kirana Academy. Harapannya, menjadi semacam inkubator untuk melahirkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri, utamanya sektor penerbangan.
"Semua soal SDM, harga minyak sama, harga pesawat sama, harga suku cadang sama, yang membedakan adalah SDM, bagaimana dia lebih efisien," ujarnya.