Jack Ma: Perang Dagang Itu Bodoh

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 07 November 2018 10:00 WIB
Bos Alibaba Jack Ma (Foto: Reuters)
Share :

SHANGHAI - Pendiri Alibaba dan miliarder asal China, Jack Ma, mengecam perang dagang antara Beijing dan Washington yang digaungkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dua negara itu saling memberlakukan tarif perdagangan terhadap ratusan miliar dolar barang. Trump sudah mengancam akan memberlakukan tarif lebih besar terhadap produk China senilai USD500 miliar jika perang dagang tidak menyelesaikan masalah.

“Perang dagang AS-China merupakan hal paling bodoh di dunia ini,” ungkap Jack Ma, pendiri Alibaba Group Holding Ltd, salah satu perusahaan publik paling bernilai di Asia dilansir Reuters . Komentar Ma itu diungkapkan di China International Import Expo (CIIE) yang di gelar di Shanghai. CIIE merupakan pameran internasional bertujuan mempromosikan Chi na sebagai pasar impor dari negara lain. Ma mengungkapkan defisit perdagangan AS dengan Chi na menjadi dalih bagi Trump.

Baca Juga: Imbas Perang Dagang, Pemasok Apple Pindahkan Operasi dari China ke Vietnam

Ma mengungkapkan kalau Trump menganggap defisit tersebut menjadi penyakit ekonomi. Nilai defisit per dagangan antara Washington dan Beijing mencapai USD375 miliar. Ma juga mengatakan, perang dagang diklaim Trump bisa meningkatkan jumlah lapangan kerja hingga 1 juta pekerjaan baru. Tanpa perang dagang, menurut Ma, Trump menilai akan timbul permasalahan besar. “Pergeseran China ke model impor nanti akan menjadi penderitaan berat bagi banyak pengusaha. Tapi, itu akan menciptakan kesempatan baik bagi banyak konsumen,” ujar Ma. Ma juga menyatakan pemerintah tak perlu khawatir tentang inovasi. “Pandangan saya, jangan khawatir tentang teknologi,” katanya.

 

Dia mengatakan, orang yang khawatir tentang teknologi adalah orang tua, pemerintah, dan orang sukses. “Mereka membenci teknologi dan khawatir tentang hal itu,” ujarnya. Dia menambahkan, dirinya tidak pernah melihat anak muda khawatir dengan teknologi. Menurut Ma, tujuan utama perdagangan seharusnya mempromosikan perdamaian dan komunikasi, bukan konflik. Dia menganggap peningkatan proteksionisme itu merupakan arah salah. “Tidak ada yang bisa menghentikan perdagangan bebas,” ujarnya. Para investor berharap rencana pertemuan Trump dan Presiden China Xi Jingping saat konferensi G20 di Argentina pada akhir bulan ini akan menurunkan ketegangan perdagangan.

Baca Juga: Menko Darmin: Perang Dagang Tak Bisa Direm

Banyak negara berharap perang dagang China melawan AS segera berakhir, seperti perang dagang antara AS dengan Uni Eropa serta AS dengan Kanada dan Meksiko. Ma pernah memperingatkan konflik dua kekuatan ekonomi dunia itu bisa berlangsung beberapa dekade. Dia mengungkapkan itu bisa merugikan bisnis Alibaba, tapi itu tetap memberikan keuntungan lalu lintas perdagangan. Selepas kemenangan Trump, Ma menemuinya di New York untuk menjanjikan pembentukan lapangan kerja dengan membantu industri skala menengah AS untuk menjual produksi di China dan Asia.

Namun, Ma mengungkapkan rencana itu sudah tidak mungkin lagi. “Janji itu adalah dasar hubungan kerja sama antara China-AS dan alasan kerja sama perdagangan bilateral,” ujar Ma. Dia mengungkapkan situasi akhir ini merusak rencana tersebut. “Janji itu tidak bisa dipenuhi,” ujarnya. Saham Alibaba terus merosot dan pernah mengalami penurunan paling tajam hingga 30% pada Juni lalu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya