“Infrastruktur dalam negeri yang belum siap untuk diproduksi dalam negeri, karena dinamika pasar mainan itu cepat sekali. Bahkan dari 30% porsi mainan yang diproduksi dalam negeri itu masih mengandalkan bahan baku impor juga. Seperti contoh baut, skrup dan tools lainnya itu masih impor, jadi pembuatannya di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Toys R Us Tutup, Kesedihan Pelanggan Banjir di Sosial Media
Sandy Widianto dari Asosiasi Importir Mainan dan Distributor Indonesia mengamini pernyataan Eko. Menurut Sandy, banyak prinsipal dari luar negeri yang ingin masuk ke Indonesia namun regulasi yang cukup ketat. “Banyak sekali yang ingin masuk dan diringankan regulasinya di Indonesia. Akan tetapi kita melihat apa yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik dalam menjaga kepentingan konsumen agar mainan yang masuk ke Indonesia bisa lebih terjamin,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)