JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin menyebut situasi ekonomi global masih belum kondusif sepenuhnya. Meskipun saat ini nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mulai membaik.
Menurut Darmin, belum stabilnya perekonomian global menyusul masih ada tekanan kebijakan moneter di AS. Salah satu contohnya adalah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) pada Desember.
"Kita masih berada di situasi global ekonomi yang belum pulih. Masih di bawah tekanan kebijakan moneter di Amerika Serikat," ujarnya dalam acara Pertamna Energy Forum (PEF) 2018 di Raffles Hotel, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019 Diramal Tak Sampai 5%
Belum lagi lanjut Darmin, beberapa kebijakan Presiden AS Donald Trump juga cukup kontroversial. Kebijakan kontroversial tersebut itu pula yang menimbulkan perang dagang antar negara yang tidak berkesudahan.
Salah satu kebijakan yang membuat perekonomian global goyang adalah pengenaan bea masuk baja asal China. Hal itu pula yang membuat China melancarkan serangan balasan dengan mengenankan bea masuk terhadap produk-produk asal AS.
"Juga (masih ada tekanan moneter AS) yang menimbulkan perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat dengan China," jelasnya.
Baca Juga: Di Depan Pengusaha, Menko Darmin Beberkan Jurus Ekonomi Berdikari
Meskipun begitu, Darmin menyebut jika Indonesia masih bisa survive meskipun ada tekanan dari perekonomian global. Sebagai buktinya adalah ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh meskipun melambat.
Hingga kuartal III-2018 ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu stabil di kisaran angka 5%.
Seperti diketahui, pada kuartal I-2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,06%, kemudian pada kuartal II-2018 ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 5,27% dan pada kuartal III-2018 perekonomian Indonesia tumbuh lambat di angka 5,17%.
"Kalau kita lihat sikon sekarang ekonomi kita resilience, sanggup cetak pertumbuhan ekonomi yang tumbuh walau pelan dibanding tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)