Kekhawatiran itu juga bahkan membuat pertumbuhan ekonomi global juga masih dalam posisi yang tidak stabil. Bahkan ketidakstabilan perekonomian dunia ini juga membuat OECD merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 3,9% menjadi 3,5%.
"Tahun depan global growth tidak sekuat tahun ini, maka kita perlu untuk jamin domestic demand kita cukup kuat dan resilient," kata Sri Mulyani.
Lalu perekonomian global juga masih harus menghadapi kebijakan dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang berencana menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) menjelang penutupan tahun nanti. Tentunya wacana kenaikan suku bunga itu akan menimbulkan gejolak khususnya bagi nilai tukar mata uang negara-negara dunia termasuk Rupiah.
"Kemarin muncul sentimen suku bunga meningkat dan statment policy dari The Fed dan itu memberikan sentimen yang luar biasa dan membuat dolar menguat di antara negara-negara lain," jelasnya
(Feby Novalius)