SEOUL- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengundang Korea Selatan (Korsel) untuk lebih aktif dalam berinvestasi di Indonesia karena tersedia banyak peluang.
“Kami mengundang perusahaan Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia seperti di bidang automotif atau meningkatkan investasi yang sudah ada seperti di bidang perikanan," ujar Luhut dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/12/2018).
Baca Juga: Wapres Ingatkan Berhati-hati saat Investasikan Dana Haji
Kedua negara baru saja mendirikan Pusat Penelitian dan Kerjasama Teknologi Kelautan (PPKT) di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman. Luhut mengatakan, untuk industri mobil, tersedia banyak peluang karena Indonesia dalam waktu dekat akan menandatangani Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komperhensif (CEPA) dan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Australia, maka perusahaan Korea Selatan yang ada di Indonesia bisa mengisi pasar otomotif di Australia yang banyak mengalami penutupan.
“Bukan itu saja, tetapi kita juga akan membuat perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Afrika, sehingga mobil-mobil yang dibuat di Indonesia bisa juga dikirim ke Mozambik dan Kenya. Walau saya memahami bahwa hal ini bukan portfolio Bapak Menteri, tapi saya mohon untuk disampaikan kepada pemerintah Anda," kata Luhut.
Luhut menjelaskan, jika perusahaan pembuat mobil tersebut mengambil lokasi di sekitar Bekasi, Karawang dan Purwakarta, maka pengiriman akan dipermudah dengan lokasinya yang dekat dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Ia menambahkan, jumlah kelas menengah Indonesia yang mencapai 59 juta juga merupakan pasar potensial.
Baca Juga: Investor Eropa Minat Investasi di Industri Kapas RI
Luhut juga menilai masih banyak peluang investasi yang potensinya besar tetapi belum banyak digali, yaitu eksplorasi Logam Tanah Jarang (LTJ). Logam ini adalah kumpulan dari 17 unsur berperan sebagai magnet pada industri elektronik dan mesin baterai komputer.
Baterai mobil dan peralatan komunikasi banyak menggunakan LTJ karena daya pakai yang lebih lama, mudah diisi ulang, mudah di daur ulang dan limbahnya tidak menggangu lingkungan. LTJ ini harganya masih mahal karena suplai yang tersedia sangat terbatas. (Isna Rifka Sri Rahayu)
(Feby Novalius)