BOGOR - Menteri Pertanian Amran Sulaiman memuji Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan tenaga teknis pertanian sebagai pahlawan pertanian Indonesia.
Apresiasi ini disampaikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dalam Temu Koordinasi Nasional Penyuluh dan Tenaga Teknis Pertanian Tahun 2018, di IPB International Convention Centre, Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/12/2018).
"Ini adalah pahlawan-pahlawan pangan yang hadir di tempat ini. Kondisi ketahanan pangan kita berada di tangan para tenaga penyuluh," ujar Amran di hadapan sedikitnya 1.000 penyuluh dan tenaga teknis pertanian yang hadir.
Amran bercerita pengalamannya saat pernah menjadi PPL, berjuang di lapangan bersama petani di bawah terik matahari, diguyur hujan, mengabdi tanpa pamrih.
"Kami tahu perjuangan PPL, kami juga pernah jadi penyuluh. Karena Allah tahu pentingnya PPL, maka ditakdirkan menterinya dari penyuluh," kata Amran.
Baca Juga: Kesetaraan Gender di Sektor Pertanian, Kementan Raih Parahita Ekapraya 2018
Amran kemudian berpesan, agar memiliki daya saing dan memberi manfaat lebih luas bagi pembangunan pertanian Indonesia, Penyuluh pertanian harus inovatif.
Dia berbagi pengalaman, bagaimana temuan-temuannya untuk membasmi hama tanaman pertanian telah memberikan banyak manfaat. Bahkan juga membuatnya mendapatkan banyak apresiasi dan pencapaian.
"Kami dulu ciptakan racun tikus namanya Tiran, Anda kenal? Tiran artinya tikus mati diracun Amran. Itu kreasi saya. Jadi PPL harus inovatif. Dulu saya jual enggak laku. Lalu saya berikan gratis juga enggak mau. Begitu sulitnya menyuluh," cerita Amran.
Amran melanjutkan cerita pengalamannya, membasmi ribuan hama babi yang mengganggu tanaman pertanian warga. Dia memulai dengan melakukan riset makanan yang disenangi babi, untuk kemudian dijadikan umpan.
"Saya kasih telur, ndak suka. Saya kasih tikus, ndak mau. Saya kasih kepiting, nah baru dia suka. Saya kasih dulu 3 kali, berikutnya baru kita bawakan kepiting satu truk yang sudah diracun. Saya kondisikan semua warga agar yang punya anjing pemburu semua diikat," lanjut Amran.
Baca Juga: Kementan Garap Lahan Rawa di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua
Hasilnya, 2 ribu lebih ekor babi hama tanaman mati. Karena diumpan bersamaan, maka tidak ada kesempatan hewan babi untuk memberi tahu yang lainnya bahwa mereka sedang diberi umpan racun.
"Dua ribu lebih hama babi mati dengan racun kepiting. Ini membuat saya mendapatkan kenaikan pangkat menabrak ketentuan, 6 kali dalam 4 tahun," kenangnya.
Memberi semangat pada penyuluh, Amran kembali berseru bahwa pencapaian yang diraihnya juga bisa diraih para penyuluh.
"Karena saya mampu berdiri di sini, dan saya juga dulu PPL, maka kalian juga bisa. Bisa?", pungkas Amran menyemangati.