JAKARTA – Pemerintah akan menambah tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru pada 2019. Ketiga KEK tersebut terletak di Sungai Liat dan Tanjung Gunung di Bangka Belitung, serta Singosari di Jawa Timur.
“Yang baru hanya tiga. Kalau itu dilengkapi semuanya, mung kin bisa ditetapkan tahun depan,” ujar Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto di Jakarta.
Enoh menuturkan, KEK Singosari diperkirakan akan beroperasi terlebih dahulu karena dinilai telah siap. Sementara dua KEK lainnya di Bangka Belitung masih harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. “Itu masih harus koordinasi karena ada tambang timah di Bangka Belitung. Nanti koordinasi dengan ESDM, PT Timah, dan pemerintah daerah. Itu PR gubernur,” tuturnya.
Baca Juga: 3 Kawasan Ekonomi Khusus Diluncurkan 2019
KEK Singosari dikhususkan untuk kegiatan pariwisata. Di kawasan tersebut akan di bangun hotel-hotel bintang 5 dan 4. Total luas lahan KEK ini 271 hektare (ha), sementara yang sudah dibebaskan seluas 107 ha. KEK Tanjung Gunung juga akan diperuntukkan bagi wisata meeting, incentive, conference, exhibition (MICE).
Sementara KEK Sungai Liat akan di peruntukkan bagi wisata sport tourism dan budaya. Pemerintah membangun 12 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 12 KEK tersebut, enam KEK telah beroperasi, yaitu KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Galang Batang, dan KEK Arun Lhokseumawe.
“Itu perkembangannya berjalan. Ada yang cepat seperti Man dalika, Galang Batang, Palu juga. Walaupun kena tsunami, tetapi setelah tsunami ada investor yang mau masuk. Mereka akan bangun smelter mangan di sana. Kemarin saya sudah ban tu soal perizinannya di sana dan sebagainya,” ungkapnya.
Baca Juga: Peresmian KEK Tanjung Api-Api Molor, Ini Penyebabnya
Sementara enam KEK lainnya sedang dalam tahap pembangunan, yaitu KEK Tanjung Api- Api, KEK Sorong, KEK Tanjung Kelayang, KEK Bitung, KEK Morotai, dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).
Enoh menekankan pentingnya mitigasi bencana di KEK yang beroperasi. Untuk itu, dia meminta supaya pengelola dan pengembang kawasan memiliki teknologi baru yang bisa memprediksi kejadian bencana. “Jadi, harus dipersiapkan mi tigasinya. Ke depan, kami akan meminta supaya mereka punya teknologi baru yang bisa memprediksi kejadian bencana dan sebagainya,” ujarnya.
Menurut dia, mitigasi perlu di persiapkan dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih, jalur evakuasi, hingga tempat evakuasi. “Di KEK Tanjung Lesung sebenarnya sudah ada semua, hanya miss di early warning system. Mungkin harus dikoordinasikan lagi dengan semua pihak,” kata Enoh. Enoh menambahkan, kerusakan yang terjadi di KEK Tanjung Lesung pascabencana tsunami merupakan tanggung jawab pengelola kawasan, dalam hal ini Jabebaka Group.