Fakta-Fakta Dahsyatnya Tambang Freeport Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Rany Fauziah, Jurnalis
Minggu 30 Desember 2018 06:07 WIB
Ilustrasi: Reuters
Share :

JAKARTA - Pemerintah berhasil menguasai tambang emas yang selama ini dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI). Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun dinilai telah berhasil mengembalikan aset besar negara tersebut ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Penambangan bawah tanah Freeport menargetkan untuk tahun depan melakukan investasi sampai 2041 dengan biaya sebesar USD14 miliar.

Adapun beberapa fakta mengenai tambang bawah tanah Freeport yang telah dirangkum oleh Okezone, Minggu (30/12/2018) :

1. Alasan Penambangan Di Atas Tanah Ditutup

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa penambangan di atas tanah akhirnya ditutup. Salah satu alasan utamanya adalah karena cadangan di atas tanah yang sudah habis.

Baca Juga: Cerita Sri Mulyani soal Divestasi Freeport: Saya Bangga Ikut Berjuang

“Open pit akhir tahun ini selesai,” ujarnya dalam acara Konfrensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Tony menambahkan, dengan ditutupnya tahun ini maka pihaknya akan mencari alternatif penambangan lain. Namun seluruh penambangan nantinya dapat dipastikan akan diatas tanah.

2. OpenPit Ditutup di 2019

Tony juga menyebut dengan ditutupnya open pit, maka produksi di tahun 2019 akan menurun. Namun, ke depan akan bertambah lagi meskipun dirinya tidak hafal anak detilnya.

“Tahun depan pasti akan berkurang karena open pit selesai. Tapi di 2020 naik lagi. 2021 naik lagi. Angkanya lupa saya,” jelasnya.

Baca Juga: KSPI Minta 3.200 Pekerja Freeport yang Kena PHK Bekerja Lagi

3. Freeport Tambah Investasi di Tambang Emas Papua

Tony mengatakan, untuk penambangan di bawah tanah pihaknya akan menanam investasi puluhan miliar dolar AS. Besarnya angka ini karena penambangan bawah tanah perlu dana yang besar.

“Ke depannya tambahan USD14 miliar. Itu sampai 2041,” ujarnya.

4. Freeport Bekerjasama dengan Holding BUMN

Menurut dia, Freeport Indonesia juga akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Pihaknya mengaku antusias terkait kepastian kelanjutan bisnis perusahaannya bersama holding BUMN PT Inalum hingga 2041, baik secara hukum maupun fiskal. Kerja sama tersebut, menurutnya, sangat positif bagi Indonesia dan Freeport.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya