Nilai Belanja Industri Game Tembus Rp90 Triliun

Koran SINDO, Jurnalis
Jum'at 04 Januari 2019 10:01 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

Sementara game creator dan CEO Digital Happiness Rahmat Imron mengungkapkan, DreadOut akhirnya dapat menjadi game pertama yang diadaptasi menjadi film. Prosesnya cukup panjang, tapi akhirnya setelah menunggu sekian lama, game DreadOut diangkat ke layar lebar. Produser DreadOut Wida Handoyo mengatakan, pendanaan film ini melibatkan empat investor, salah satunya perusahaan distributor game PT Lyto Datarindo Fortuna. Total biaya pengerjaan tayangan layar lebar ini mencapai Rp14 miliar karena kursdolarASyangberubah-ubah.

“Kami cari mitra investor yang cocok dengan visi misi kami. Lyto menjembatani penggemar film dan komunitas pemain game. CJ Entertainment dan Skymedia terlibat juga. Semoga promosi kami cukup untuk sosialisasi film ini,” kata Wida.

Permainan DreadOut merupakan kekayaan intelektual melakukan ekspansi ke layar lebar. Film DreadOut diadaptasi dari game horor lokal ditargetkan meraih 1,5 juta penonton. Dengan demikian, diharapkan dapat menarik ceruk pasar baru dari penonton film yang lebih kuat di Indonesia.

Sementara untuk total biaya yang dikeluarkan untuk film layar lebar ini sekitar Rp12-14 miliar. Rencananya film ini, seperti gamenya, tidak hanya akan dipasarkan di dalam negeri, juga internasional. Maka, selain bekerja sama dengan Skymedia (Screenplay) dan Lyto game, kerja sama juga dijalin dengan CJ Entertainment dari Korea.

Sementara game creator dan CEO Digital Happiness Rahmat Imron mengungkapkan, DreadOut akhirnya dapat menjadi game pertama yang diadaptasi menjadi film. Prosesnya cukup panjang, tapi akhirnya setelah menunggu sekian lama, game DreadOut diangkat ke layar lebar. Produser DreadOut Wida Handoyo mengatakan, pendanaan film ini melibatkan empat investor, salah satunya perusahaan distributor game PT Lyto Datarindo Fortuna. Total biaya pengerjaan tayangan layar lebar ini mencapai Rp14 miliar karena kursdolarASyangberubah-ubah.

“Kami cari mitra investor yang cocok dengan visi misi kami. Lyto menjembatani penggemar film dan komunitas pemain game. CJ Entertainment dan Skymedia terlibat juga. Semoga promosi kami cukup untuk sosialisasi film ini,” kata Wida.

Permainan DreadOut merupakan kekayaan intelektual melakukan ekspansi ke layar lebar. Film DreadOut diadaptasi dari game horor lokal ditargetkan meraih 1,5 juta penonton. Dengan demikian, diharapkan dapat menarik ceruk pasar baru dari penonton film yang lebih kuat di Indonesia.

Sementara untuk total biaya yang dikeluarkan untuk film layar lebar ini sekitar Rp12-14 miliar. Rencananya film ini, seperti gamenya, tidak hanya akan dipasarkan di dalam negeri, juga internasional. Maka, selain bekerja sama dengan Skymedia (Screenplay) dan Lyto game, kerja sama juga dijalin dengan CJ Entertainment dari Korea.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya