The Fed Melunak hingga Perang Dagang Bikin Rupiah Menguat

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 07 Januari 2019 16:41 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

Memang data ekonomi AS terakhir masih menunjukkan kondisi yang solid. Berdasarkan data Change in Nonfarm Payrolls bulan Desember 2018 meningkat melebihi ekspektasi pasar ke level 312K (est. 184K), dari bulan sebelumnya yang direvisi naik ke level 176K (prior 155K) atau peningkatan ke level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

"Namun, sektor industrinya mulai melemah, terindikasi dari penurunan indek Purchasing Manager Index (PMI) dan ISM (Institute of Supply Management). Bahkan berbagai indikator manufaktur di Eropa dan China semakin menunjukkan kemerosotan sebagai indikasi perang dagang mulai menimbulkan efek negatif," jelas dia.

Bank Sentral, kata Nanang, tetap memberikan ruang bagi Rupiah untuk menguat dan terus mengawal penguatan tersebut. Diantaranya dengan dengan membuka lelang transaski Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

"Meningkatnya aktivitas BI di pasar DNDF, selain untuk memastikan kurs offshore NDF terkendali, juga sebagai dukungan penun bagi berkembangnya pasar DNDF agar lebin likuid dan efisien," katanya.

Saat ini terdapat 13 bank yang aktif di pasar interbank DNDF, sejumlah investor asing bertransaksi untuk hedging investasi di saham, dan sejumlah korporasi termasuk satu BUMN sudah melakukan transaksi. Selain dalam dollar USD/IDR, transaksi DNDF nasabah juga sudah ada yang melakukan dalam YEN/IDR dan Euro/IDT.

"Bila transaksi DNDF ini terus berkembang dan banyak digunakan untuk hedging maka akan membantu me-smoothing pembelian valas di dalam negeri, sehingga Rupiah bisa lebih stabil," pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya