Adapun masalah yang cukup parah yang saat ini telah ditangani oleh CEO Kevin Johnson dengan para investor adalah mengubah preferensi konsumen. Akhir-akhir ini, konsumen menjauh dari bom kalori yang berat gula, yang merupakan salah satu bahan pokok Starbucks.
Pada 2015, penjualan Frappucino sebesar 14% dari pendapatan Starbucks. Angka ini pun menurun 3% di awal 2018 lalu.
Untuk mengatasinya, Starbucks telah mengubah strateginya untuk memasukkan lebih banyak minuman dingin seperti teh, minuman energi, dan kopi dingin.
Eksekutif Starbucks juga berencana untuk meningkatkan penggunaan aplikasi selulernya untuk pemesanan dan peningkatan jumlah anggota loyalitas. Baru-baru ini, Starbucks juga mengumumkan kemitraan pengiriman dengan Uber Eats di AS.
Di sisi lain, strategi Starbucks adalah Reserve Roasteries, toko besar seluas 20.000 kaki persegi ini akan dirancang untuk menjadi tujuan wisata. Di sini, Starbucks dapat bereksperimen dengan berbagai metode pembuatan bir dan membuat minuman inovatif.