JAKARTA - Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa persetujuan impor (PI) jagung sebesar 30.000 ton masih menunggu penugasan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno untuk selanjutnya dapat diproses sesuai Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).
"PI nya masih diproses. Menunggu penugasan dari Menteri BUMN," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan kepada Antara News, di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Baca Juga: Meniti Jalan Swasembada Pajale
Oke menambahkan, sesuai Rakortas, penugasan akan di berikan kepada Perum Badan Usaha Logistik (Bulog), termasuk dalam menentukan negara asal impor jagung.
"Negaranya kita serahkan sepenuhnya ke Bulog sesuai mekanisme yang berlaku," tukas Oke.
Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan adanya tambahan impor jagung sebanyak 30.000 ton pada pertengahan Februari 2019 untuk mengatasi kelangkaan pasokan komoditas tersebut.
Baca Juga: RI Impor Lagi Jagung 30.000 Ton, Mendag: Bukan Kemauan Saya
Tambahan impor ini bertujuan untuk menekan harga jagung agar tidak melambung tinggi dan impor pun tidak dilakukan menjelang masa panen jagung pada periode April.
Pasokan jagung dapat bermanfaat menambah stok untuk pakan ayam ras yang sempat dikeluhkan para peternak kecil karena terlalu mahal dan distribusinya terbatas.
Dengan pasokan jagung untuk pakan ternak yang mencukupi maka diharapkan juga tercipta kestabilan harga komoditas pangan lainnya yaitu telur ayam ras.
(Feby Novalius)