Penjualan Rumah Tapak Bakal Naik di Tahun Politik

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 09 Januari 2019 10:30 WIB
Foto Rumah: Ilustrasi Shutterstock
Share :

JAKARTA - Harga dan suplai properti, terutama pada sektor residensial atau rumah tapak, diperkirakan berlangsung positif pada 2019. Permintaan pasar akan tetap stabil, terutama untuk hunian bawah dan menengah yang banyak diincar keluarga muda dengan penghasilan terbatas. Meski kepuasan terhadap upaya pemerintah dalam menjaga harga properti hunian tetap terjangkau sedikit menurun, namun mayoritas masyarakat diperkirakan tetap optimistis dengan iklim properti Indonesia pada tahun ini.

Meski demikian, berbelitnya proses pengurusan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bisa menjadi penahan laju pasar properti nasional. Kebijakan pemerintah yang melonggarkan loan to value (LTV) atau uang muka membuka kesempatan bagi para pencari properti untuk membeli rumah dengan uang muka yang serendah-rendahnya.

“Untuk semester satu memang masih sama saja, konsumen masih wait and see. Kenaikan penjualan rumah tapak kemungkinan terjadi di semester dua tahun ini,” tutur Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com.

Baca Juga: Persaingan Bisnis Properti 2019 Kian Ketat, Bagaimana Cara Menghadapinya?

Untung menuturkan, rumah yang diperuntukkan bagi kalangan bawah dan menengah menjadi jenis hunian paling banyak dicari oleh masyarakat tahun ini. Lokasinya terutama di daerah pinggiran kota dengan akses mudah seperti di kawasan timur Jakarta yang belakangan makin bersinar.

“Untuk harga rumah yang banyak dicari itu seharga Rp1 miliar sampai Rp1,5 miliar ke bawah. Masyarakat masih banyak memilih hunian terjangkau dengan kemudahan pembayaran,” katanya. Pada tahun ini, kata dia, ada sejumlah faktor membuat masyarakat menahan diri untuk membeli rumah.

Selain tahun politik yang memungkinkan terjadinya ketegangan sosial, juga masih kurangnya edukasi kepada masyarakat terkait dunia properti dan pentingnya memiliki rumah ketika telah memiliki pendapatan sendiri. “Edukasi kepada masyarakat soal berinvestasi di properti masih kurang.

Padahal saat ini waktu yang tepat untuk membeli rumah, baik untuk dihuni sendiri maupun sebagai sarana investasi,” ujarnya. Untung mengatakan, tahun ini kesempatan tepat membeli hunian karena kondisi ekonomi diperkirakan akan stabil hingga akhir tahun jika pemerintah tetap konsisten menjalankan kebijakan yang berlaku.

Pastinya, pasar properti akan terus merangkak naik dan menuju pemulihan. Adapun Ketua Umum Asosiasi Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengatakan, prospek penjualan rumah komersial tahun ini diperkirakan makin membaik meskipun tidak terlalu tinggi.

“Kalau ekonomi membaik, maka daya beli juga akan membaik. Hingga akhir tahun lalu, prospek penjualan rumah komersial akan lebih bagus meskipun tidak terlalu tinggi,” ujarnya. Dia mengakui saat ini tidak sedikit pengembang properti menghentikan sementara proyek pembangunan rumah komersial.

Menurut Junaidi, sebagian besar di antaranya beralih membangun rumah lebih kecil lantaran penjualannya masih bagus. “Penjualan rumah subsidi masih sangat baik. Hal itu seiring permintaan rumah sangat besar,” katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya