Saat ini Sri Lanka, India, Pakistan, dan Bangladesh juga ingin bergabung dalam program heritage to heritage itu. Menpar menyetujui beberapa usulan tersebut. “Soal MoU, akan kami percepat untuk segera diperbaharui.
Tahun ini juga akan dituntaskan,” tegasnya. Adapun soal program heritage to heritage, dengan menge depankan jejak-jejak budaya dan peradaban yang hebat zaman dulu, Menpar meng usul kan namanya Twin Temple Program.
Menpar juga merespons usulan penerbangan langsung dan menjelaskan bahwa pada April 2019 bandara Yogyakarta yang baru sudah akan beroperasi sehingga kapasitasnya le bih besar dan slot time -nya bisa bertambah lebih banyak.
“Selama ini kita tidak bisa mempercepat jumlah kun jungan wisatawan mancanegara (wis man) ke Borobudur, salah satunya karena persoalan akses, di mana bandara Adi Sucipto di Yogyakarta masih sangat terbatas,” tuturnya.
(Rani Hardjanti)