JAKARTA - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), pada triwulan IV 2018 mengalami surplus sebesar USD5,4 miliar. Surplus tersebut menopang ketahanan sektor eksternal.
Direktur Eksekutif Statistik Bank Indonesia Yati Kurniati mengatakan, bahwa perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2018 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap terkendali.
"Defisit neraca transaksi berjalan masih berada dalam batas yang aman, sebesar USD31,1 miliar atau 2,98% dari PDB. Defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh impor non migas yang tinggi, khususnya bahan baku dan barang modal, sebagai dampak dari kuatnya aktivitas ekonomi dalam negeri, di tengah kinerja ekspor nonmigas yang terbatas," ujarnya di Gedung Bank BI Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Dia menjelaskan bahwa kenaikan defisit juga didorong oleh peningkatan impor minyak seiring peningkatan rata-rata harga minyak dunia dan konsumsi BBM domestik.
Baca Juga: Gubernur BI: Neraca Pembayaran Kuartal IV-2018 Surplus USD5 Miliar
"Di sisi lain, di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi, transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup signifikan sebesar USD25,2 miliar, terutama ditopang aliran masuk modal berjangka panjang. Jadi, NPI tahun 2018 mengalami defisit sebesar USD7,1 miliar," tuturnya.
Dia menuturkan, untuk ke depannya, kinerja NPI diprakirakan membaik dan dapat terus menopang ketahanan sektor eksternal. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk pengendalian defisit transaksi berjalan pada 2019 menuju kisaran 2,5% dari PDB.
"Kami (BI), selalu mencermati perkembangan global yang dapat memengaruhi prospek NPI khususnya ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih tinggi, serta volume perdagangan dunia dan harga komoditas global yang cenderung menurun," ungkapnya.
Dia menambahkan, Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural.
"Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2018 meningkat menjadi USD120,7 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelasnya.
Surplus transaksi modal dan finansial, lanjut dia pada triwulan IV 2018 meningkat signifikan sebagai cerminan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik. Surplus transaksi modal dan finansial tercatat sebesar USD15,7 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD3,9 miliar.
"Peningkatan tersebut terutama didukung oleh membaiknya kinerja investasi portofolio, seiring meningkatnya aliran masuk dana asing pada aset keuangan domestik. Peningkatan surplus juga didukung penerbitan obligasi global oleh pemerintah dan korporasi," katanya.