Mendag Lobi India soal Sawit Indonesia

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Jum'at 22 Februari 2019 21:34 WIB
Foto: Mendag (Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menekankan pentingnya perdagangan dengan mengutamakan prinsip kemitraan dan kolaborasi.

Hal ini disampaikan Mendag saat membuka forum bisnis dengan tema Indonesia Suitainable Palm Oil di Taj Palace, New Delhi, India. Forum bisnis ini merupakan rangkaian kegiatan untuk memperkuat perdagangan dan investasi antara Indonesia dan India.

"India merupakan mitra dagang Indonesia terbesar ke-4. Namun perdagangan bukan mengenai peringkat, dan tidak hanya mengenai surplus atau defisit. Perdagangan adalah mengenai kemitraan, bagaimana kita dapat menyediakan kebutuhan negara mitra dan bagaimana perdagangan dapat berkontribusi untuk perkembangan nasional dan negara lain,” ujar Enggar dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (22/2/2019).

 Baca Juga: Industri Kelapa Sawit Perlu Bentuk Koalisi Berkelanjutan

Mendag mengatakan, minyak kelapa sawit dan produk turunannya memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sebanyak 60% total nilai ekspor Indonesia berasal dari minyak kelapa sawit dan merupakan sumber penghasilan bagi 16,5 juta pekerja langsung dan tidak langsung. Industri minyak kelapa sawit Indonesia juga berkontribusi terhadap lebih dari 50% total produksi dunia.

Untuk itu, Indonesia berbagi tanggung jawab dalam menjaga ketersediaan minyak kelapa sawit, penyediaan tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan di dunia. Hal ini penting, mengingat permintaan dunia atas minyak kelapa sawit diprediksi akan meningkat dua kali lipat menjadi 308 juta ton pada tahun 2050.

“Minyak kelapa sawit bagi Indonesia memiliki nilai penting seperti gula bagi India karena Industri tersebut mempekerjakan jutaan orang. Selain itu, komoditas ini bukan hanya sebuah produk, namun memiliki nilai yang merepresentasikan orang dan budaya kita,” katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya