"Kurs kemudian dari (level) Rp14.500 per USD sekarang berada Rp14.000 per USD, dan kemudian ini juga bisa di bawah Rp14.000 per USD," ujarnya dalam acara Economic Outlook: Prospek Ekonomi di Tahun Politik, Hotel Westin, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Menurut Perry, penguatan Rupiah juga didukung berbagai kebijakan Bank Indonesia (BI) di pasar keuangan. Saat ini, pasar Indonesia tidak hanya hanya bergantung pada perdagangan spot dan swap, tetapi juga Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
"Faktor lain kondisi fundamental baik dan pasar valas semakin berkembang, tidak hanya swap DNDF (Domestic Non Deliverable Forward). Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung menguat," katanya.
Di sisi lain, Rupiah juga diyakini semakin menguat dengan didorong kebijakan pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)