Indonesia Jadi Negara di Asia Tenggara Paling Siap Hadapi Industri 4.0

Retno Tri Wardani, Jurnalis
Kamis 28 Februari 2019 16:06 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (Foto: Kemenperin)
Share :

JAKARTA - Indonesia dinilai menjadi negara di tingkat ASEAN yang memiliki optimisme tinggi terhadap kesiapan implementasi industri 4.0. Hal ini tercermin dari peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 di April tahun lalu dan penerapan digitalisasi industri oleh sejumlah perusahaan manufaktur di dalam negeri.

“Dengan industri 4.0, Indonesia akan keluar sebagai salah satu bangsa juara pada tahun 2030. Bahkan, menurut PricewaterhouseCoopers (PwC), di saat itu kita bisa menjadi negara nomor tujuh dengan perekonomian terkuat di dunia. Maka yang harus kita dorong adalah optimisme,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dilansir dari laman Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Menperin juga menyebutkan, berdasarkan hasil riset McKinsey, Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan optimisme tertinggi dalam menerapkan industri 4.0, yakni sebesar 78%. Di atas Indonesia terdapat Vietnam sebesar 79%, sedangkan di bawah Indonesia ditempati Thailand sekitar 72%, Singapura 53%, Filipina 52% dan Malaysia 38%.

Baca Juga: Menperin: Peningkatan SDM Bisa Memacu Produktivitas dan Daya Saing Industri

“Survei ini dilakukan kepada supplier teknologi dan manufaktur di Asean. Dari jawaban mereka, sebanyak 93% mengatakan bahwa industri 4.0 adalah peluang, kemudian tingkat kesadaran untuk menerapkan sebesar 81%, dan pertumbuhan dalam optimisme 63%,” paparnya.

Riset McKinsey juga menunjukkan, industri 4.0 akan berdampak signifikan pada sektor manufaktur di Indonesia. Misalnya, digitalisasi bakal mendorong pertambahan sebanyak USD150 miliar atas hasil ekonomi Indonesia pada tahun 2025. Sekitar seperempat dari angka tersebut, atau senilai USD38 miliar, dihasilkan oleh sektor manufaktur.

“Industri manufaktur selama ini konsisten menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ini dilihat dari kontribusi besarnya terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai lebih dari 19%,” ungkap Airlangga.

Baca Juga: Menperin: Sektor Industri Logam Punya Potensi Besar

Untuk itu, guna mengoptimalkan kinerja industri manufaktur nasional, diperlukan upaya akselerasipenerapan teknologi digital. Adapun teknologi yang menjadi penentu keberhasilan pada adaptasi industri 4.0, antara lain Internet of Things, Big Data, Cloud Computing, Artificial Intelligence, Mobility, Virtual and Augmented Reality, sistem sensor dan otomasi, serta Virtual Branding.

Menperin menjelaskan, industri 4.0 merupakan sebuah lompatan besar pada sektor manufaktur melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal. Tidak hanya dari segi produksi, namun juga keseluruhan rantai nilai untuk mencapai efisiensi yang optimal sehingga melahirkan model bisnis baru yang berbasis digital.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya