3. Keuntungan Kuasai Data dari Unicorn RI
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, saat ini sudah tidak diperlukan lagi sebuah kuesioner untuk mendapatkan data. Sebab seluruh data sudah tersedia dan tercapture lewat teknologi digital.
"Data itu sebelumnya kalau kita ingin tahu siapa yang menggunakan menggunakan survei. Sekarang tidak perlu lewat kuesioner tapi udah di capture pakai teknologi," ujarnya.
Dirinya mencontohkan, pemerintah bisa mengetahui berapa jumlah masyarakat yang biasa membeli martabak. Tak hanya itu, pemerintah juga bisa mengetahui siapa saja dan jenis martabak apa yang paling banyak disukai oleh masyarakat.
Pemerintah cukup meminta datanya kepada perusahaan aplikasi seperti Go-Jek ataupun Grab. Karena kedua perusahaan itu memiliki layanan pesan antar makanan yang mana di dalamnya sudah tercapture aktivitas penggunanya.
"Karena transaksi sekarang menggunakan digital itu transaksi sudah ter-capture. Saya tahu hari ini berapa orang yang beli martabak, martabak apa yang dia suka," kata wanita yang kerap disapa Ani.
4. Menurut Kominfo Investasi Asing di Unicorn Bukan Bakar Uang
Menkominfo Rudiantara mengatakan, bahwa pendanaan investasi oleh asing kepada empat unicorn ini berbeda, tidak menggunakan bisnis konvensional. Di mana bisnis konvensional itu siapa yang sahamnya besar maka investor tersebut akan memiliki.
"Sedangkan untuk bisnis startup ini berbeda, investor hanya menjadi pemodal dari perusahaan tersebut," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa dana investasi asing kepada empat unicorn itu tidak untuk bakar uang.
"Bakar uang buat saya? Siapa? Konsumen? Konsumen indonesia. Kalau kami lihat, yang untung ya masyarakat indonesia. Aplikasinya kan menyelesaikan masalah," ungkapnya.
(Feby Novalius)