JAKARTA - PT Adaro energy Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada periode 2018. Hal ini terlihat dari pendapatan dan laba yang terkoreksi.
Laporan keuangan perseroan yang disetorkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/3/2019), laba yang dapat didistribusikan kep entitas induk tercatat USD417,72 juta pada periode 2018. Angka ini turun 13,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya USD465,29 juta.
Padahal, penjualan dan pendapatan usaha emiten tambang ini tercatat USD3,6 miliar sepanjang 2018, naik 11% dibandingkan periode 2017 yang sebesar USD3,26 miliar.
Baca Juga: Direktur Keuangan Adaro Energy David Tendian Mengundurkan Diri
Laba bruto yang dicatatkan perusahaan yang dipimpin Boy Garibaldi Thohir ini pun naik menjadi USD1,21 miliar dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar USD1,14 miliar.
Walau begitu, ada beberapa pos yang menekan keuangan perseroan. Antara lain beban penjualan yang naik menjadi USD45,6 juta dari sebelumnya USD37,5 juta.
Baca Juga: Adaro Energy Bagi Dividen USD75,17 Juta
Beban keuangan juga naik menjadi USD65 juta dari sebelumnya yang sebesar USD52,99 juta. Rugi kurs yang dicatatkan perseroan juga naik menjadi USD6,6 juta dari sebelumnya yang hanya USD1,38 juta.
Pada 2018, perseroan juga mencatatkan rugi atas entitas ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas sebesar USD29,4 juta. Padahal, pada periode sebelumnya tercatat laba dari pos tersebut sebesar USD11,97 juta.
Beban lainnya yang harus ditanggung perseroan juga membengkak menjadi USD117,66 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD4,64 juta. (fbn)
(Widi Agustian)