"Oleh karena itu mendorong menguatnya Dolar Amerika Serikat tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Pagi Ini Rupiah Menguat ke Rp14.247/USD
Dia menjelaskan industri manufaktur AS yang cukup baik memberikan sentimen positif untuk dolar. Berbeda dengan apa yang terjadi di Eropa. Di mana pertumbuhan ekonomi lebih rendah, inflasi rendah.
"Dengan kondisi ekonomi Eropa yang memang masih lemah dan inflasi rendah oleh karena itu, akan perpanjang stimulus moneter. Jadi dovish statement dan stimulus moneter buat mata uang euro melemah," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)