Dia menyayangkan penataan trotoar yang sudah selesai seperti di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, ternyata diokupasi pedagang kaki lima (PKL) dan parkir kendaraan. Idealnya trotoar harus aman, nyaman, bersih dari PKL, parkir kendaraan, serta ditanami pepohonan.
Menurut dia, trotoar yang sudah dilebarkan saat ini harus disterilkan dan ditambah fasilitas pohon. Pengerjaan di lapangan juga harus terkoordinasi dengan berbagai pihak bukan hanya Dinas Bina Marga saja. Masyarakat tidak mau tahu bagaimana aparatur bekerja mensterilkan jalur pedestrian.
Mereka hanya ingin kenyamanan berjalan di trotoar tanpa diokupasi PKL dan parkir liar. ”Harusnya pihak terkait lainnya siap ketika trotoar ditata. Misalnya PKL harusnya Dinas UMKM dan Perdagangan telah siap untuk penataan PKL. Selama ini mereka hanya bekerja menyalurkan bantuan ke pedagang pembinaan, tapi PKL di trotoar tidak bisa ditata,” ujar Ahmad.
(Bima Setiyadi)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)