Hal tersebut pun dapat dilakukan dengan reformasi struktural, yang kini tengah dilakukan oleh pemerintah secara konsisten dan berkelanjutan. Kata dia, reformasi itu dilakukan dengan mengubah struktur ekonomi dari yang berbasis produk komoditas menjadi produk manufaktur.
"Seperti Korea Selatan bisa industrialisasi dan reformasi struktural, itu kurang 20 tahun dia bisa pindah dari low income jadi high income. Sementara Chili, negara dengan pertumbuhan tinggi tapi dia butuh waktu lebih 50 tahun dari low income menjadi high income economy. Artinya reformasi struktural itu penting," jelas dia.
Selain itu, reformasi struktural juga dilakukan dengan kemampuan pemerintah dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan digital di setiap sektor penopang perekonomian. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) juga hal penting untuk dapat mengimbangi perkembangan industri.
"Arab Saudi punya Vision 2030, China punya Made in China 2025, India punya Make in India. Indonesia? Kita memang sudah melakukan dengan pembangunan infrastruktur yang masif, membenahi iklim usaha dengan deregulasi dan perizinan, hingga pemberian insentif. Tapi ini saja tidak cukup, oleh karena itu kita terus lakukan reformasi struktural," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)