Ke depan, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 pada kisaran 5,0-5,4% didukung permintaan domestik dan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran 3,5% plus minus 1%. BI optimistis nilai tukar rupiah akan menguat.
Dalam sepekan terakhir, rupiah mengalami penguatan dari Rp14.300 per dolar AS ke level Rp14.135 pa da Kamis (21/3) lalu. Meskipun keesokan harinya nilai tukar rupiah sedikit terkoreksi, BI memandang hal itu sebuah koreksi yang sehat karena tidak mungkin fluktuasi nilai tukar itu garis lurus.
“Nilai tukar itu kan dipengaruhi supply-demand, ya harus mengalami fluktuasi,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah.
Dari sisi global, pada 2018 ada tiga hal yang berpengaruh perkembangan nilai tukar rupiah, yakni kenaikan suku bunga Federal Reserve (FFR), adanya risk off di pasar keuangan global karena adanya perangdagang, serta ketidakpastian Brexit. “Dari tiga faktor ini, pada 2018 sangat berpengaruh terhadap tekanan kurs,” ujar Nanang.
Akan tetapi, setidaknya tahun ini satu hal sudah lebih jelas, seperti hasil pertemuan The Fed pada 21 Maret yang memberi sinyal semakin jelas bahwa mereka tidak akan menaikkan suku bunga setidaknya tahun ini.
Baca Juga: Ekonomi 2018 Tumbuh 5,17%, RI Lolos dari Ketidakramahan Dunia