JAKARTA – Industri properti yang memiliki tantangan yang cukup berat di tahun 2018 kemarin, memberikan dampak terhadap pencapaian laba PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Dimana emiten properti ini membukukan laba Rp1,29 triliun atau anjlok 73,7% dibandingkan tahun sebelumnya Rp4,92 triliun.
Dilansir dari Harian Neraca, Jumat (29/3/2019), anjloknya laba perseroan sejalan dengan turunnya pendapatan usaha 2018 menjadi Rp6,62 triliun, turun 36% dari posisi Rp10,34 triliun pada 2017. Pendapatan usaha BSDE terdiri dari 6 segmen yakni penjualan, sewa, hotel, arena rekreasi, pengelolaan gedung dan lain-lain. Segmen yang turun paling dalam yakni penjualan menjadi Rp5,11 triliun pada 2018, dari posisi Rp8,96 triliun pada 2017. Komposisi penjualan pada 2018 terdiri dari penjualan tanah & bangunan senilai Rp4,47 triliun dan tanah & bangunan strata life senilai Rp638,82 miliar.
Baca Juga: BSD Gelontorkan Rp2,4 Triliun untuk Ekspansi Usaha
Sementara itu, nilai sewa, hotel, arena rekreasi, pengelola gedung dan lain-lain yang dikantongi BSDE masing-masing Rp972,66 miliar, Rp73,74 miliar, Rp70,31 miliar, Rp373,89 miliar dan Rp24,95 miliar. Beban usaha BSDE terjaga pada level Rp2,5 triliun, sedangkan beban lain-lain meningkat 42,1% year on year, menjadi Rp478,61 miliar, dari posisi Rp328,86 miliar.
Sementara itu, arus kas yang dimiliki BSDE hingga akhir 2018 senilai Rp1,61 triliun, turun 65,3% dari posisi Rp4,64 triliun pada 2017. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi per 2018 senilai Rp2,65 triliun. Perseroan juga mengungkapkan, total aset perseroan di 2018 tercatat Rp52,1 trilun atau meningkat senilai Rp6,15 triliun. Aset itu terdiri dari liabilitas senilai Rp21,8 triliun dan ekuitas Rp30,28 triliun.
Dalam pos liabilitas, utang obligasi BSDE meningkat dari posisi Rp5,6 triliun pada 2017 menjadi Rp9,8 triliun pada 2018. Hermawan Wijaya, Direktur Bumi Serpong Damai mengungkapkan, kenaikan aset tersebut memperlihatkan bahwa BSDE memiliki kekuatan fundamental yang kokoh. Hal ini juga didukung oleh posisi kas yang makin kuat di Rp8,14 triliun, meningkat signifikan dibandingkan Rp5,79 triliun pada tahun sebelumnya.
Disampaikannya, neraca perseroan masih kuat dengan rasio utang terhadap ekuitas berada di posisi aman yaitu sebesar 0,46 kali. Hal ini terkonfirmasi dari penegasan ulang peringkat BSDE dan obligasi berkelanjutannya di level idAA- dengan outlook stabil oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Selain itu, lanjut Hermawan, perseroan juga telah meningkatkan properti investasi hingga Rp8,08 triliun dari posisi Rp7,37 triliun pada 2017. BSDE juga berencana meningkatkan penjualan produk residensial. ”Kami bakal terus berupaya untuk meningkatkan portofolio pendapatan berulang. Hal ini tampak jelas dari peningkatan properti investasi yang pada akhir tahun 2018 mencapai Rp8,08 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp7,37 triliun,” ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)