JAKARTA - Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Ungkapan ini mungkin relevan bila dikaitkan dengan sistem transportasi di Indonesia khususnya di ibu kota. Era baru! Demikian sebagian orang menyebut kehadiran transportasi berbasis rel yakni mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), dan kereta rel listrik (KRL) yang lebih dulu beroperasi.
Jika dibandingkan dengan negara lain macam Jepang atau Korea, Indonesia boleh disebut masih ketinggalan. Di dua negara tersebut misalnya kehadiran transportasi berbasis rel jauh lebih dulu hadir. Bukan hanya itu, ruasnya pun lebih panjang dibandingkan dengan transportasi rel di Indonesia.
Bagaimanapun, Indonesia sudah memulai. Dan kehadiran transportasi berbasis rel ini bisa menjadi gerbang pembuka untuk sistem transportasi yang lebih baik di Indonesia, paling tidak di Jakarta dan sekitarnya. Lalu seperti apa dan berapa besaran tarif antara MRT, LRT, dan KRL tersebut? Bagaimana perbandingannya dengan tarif Transjakarta? Berikut rincian yang dilansir dari CekAja.com:
Tarif MRT Jakarta
MRT Jakarta yang baru beroperasi tepatnya pada Maret 2019 adalah fase 1 yang menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Anggaran yang dihabiskan menelan hampir Rp17 triliun. Total ada 13 stasiun yang terdiri dari tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah.
Baca Juga: Penumpang yang Tak Tertib saat Gunakan MRT Akan Diusir
Sementara untuk MRT Jakarta fase 2 saat ini proses pengerjaannya masih berlangsung yang menghubungkan Bundaran HI sampai dengan Kampung Bandan dengan anggaran mencapai Rp22,5 triliun. Total ada tujuh stasiun yang dibangun pada fase 2 yang semuanya berada di bawah tanah. Inilah yang menjadikan anggaran untuk fase 2 lebih besar ketimbang fase 1. Jalur MRT Jakarta fase 2 sepanjang 7,8 km ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2024.
Setelah beroperasi, MRT Jakarta rupanya masih menyimpan polemik terutama pada besaran tarif. Namun, Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi telah menyepakati besaran tarif mencapai Rp10.000/10 km. Sementara dari Lebak Bulus ke Bundaran HI mencapai Rp14.000. Adapun tarif minimal yang tap in dan tap out di stasiun yang sama yakni Rp3.000.
Hitungan Rp10.000/10 km tersebut atas komponen dasar boarding fee sebesar Rp1.500 per km dan unit harga per km-nya Rp850. Dengan demikian, Pemprov DKI Jakarta akan menganggarkan subsidi sepanjang tahun ini mencapai Rp672 miliar untuk penumpang MRT Jakarta. Berikut tarif lengkap antar stasiun MRT Jakarta.
Lebak Bulus-Fatmawati Rp4.000
Lebak Bulus-Cipete Raya Rp5.000
Lebak Bulus-Haji Nawi Rp6.000
Lebak Bulus-Blok A Rp7.000
Lebak Bulus-Blok M Rp8.000
Lebak Bulus-Sisingamangaraja Rp9.000
Lebak Bulus-Senayan Rp10.000
Lebak Bulus-Istora Rp11.000
Lebak Bulus-Bendungan Hilir Rp12.000
Lebak Bulus-Setiabudi Rp13.000
Lebak Bulus-Dukuh Atas Rp14.000
Lebak Bulus-Bundaran HI Rp14.000
Fatmawati-Cipete Raya Rp4.000
Fatmawati-Haji Nawi Rp5.000
Fatmawati-Blok A Rp6.000
Fatmawati-Blok M Rp7.000
Fatmawati-Sisingamangaraja Rp7.000
Fatmawati-Senayan Rp9.000
Fatmawati-Istora Rp9.000
Fatmawati-Bendungan Hilir Rp10.000
Fatmawati-Setiabudi Rp11.000
Fatmawati-Dukuh Atas Rp12.000
Fatmawati-Bundaran HI Rp13.000