Tak Lagi Minimalis, Begini Desain Bangunan di Era Arsitektur 4.0

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 07 April 2019 14:34 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

Juanita pun memberikan contoh, saat ini penggunaan kayu sebagai fondasi utama suatu bangunan sudah mulai berkurang dan digantikan dengan baja bermotif printing 3D. Ketahanan terhadap gempa pun cukup kuat jika dibandingkan dengan penggunaan kayu konvensional.

Tidak hanya menawarkan kemudahan serta akurasi dalam hal pembangunan, teknologi ini memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya, mahalnya harga software yang harus dibeli, terlebih lagi di Indonesia belum tersedia perangkat yang dibutuhkan.

“Karena semua pengerjaannya menggunakan sistem siber, otomatis ikut memengaruhi harga jual bahan material yang dihasilkan. Misalkan saja pintu yang terbuat dari baja dengan tampilan serat kayu asli di jual dengan harga sekitar Rp7 juta sampai Rp10 juta,” ungkap Juanita.

Meskipun teknologi yang ditawarkan mampu mengurangi biaya gambar dan juga revisi di lapangan. Namun, penggunaan biaya untuk software tetap harus sewa dan itu membutuhkan dana yang besar.

“Kekurangan yang mendasar dari arsitektur 4.0 ini adalah besarnya dana yang dibutuhkan untuk melatih para tenaga kerja di lapangan. Terkecuali jika bisa dimanfaatkan dengan baik, maka bisa lebih efektif dan menghemat biaya hingga 20%,” jelas Juanita.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya