Peritel Menjemput Rezeki Tahunan di Bulan Ramadan

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 21 April 2019 10:22 WIB
Foto: Reuters
Share :

JAKARTA - Selama bulan suci Ramadan yang sebentar lagi kita jelang, hingga menuju Hari Raya Idul Fitri, menjadi momen penting bagi pelaku usaha ritel dan pebisnis dalam melipatgandakan pertumbuhan pendapatan. Hal ini dikarenakan meningkatnya pola konsumsi, terutama penjualan makanan dan pakaian, yang melonjak tinggi.

Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, yang diperkirakan mencapai 267 juta orang, tentu menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha untuk memasarkan produknya di bulan Ramadan. Di Bulan Suci ini diketahui terjadi perubahan perilaku konsumen di Tanah Air.

Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh berubahnya pola makan, bertambahnya aktivitas harian, atmosfer religius, dan tradisi Ramadan yang berlangsung selama satu bulan penuh. Momen ini musti dimanfaatkan oleh para pebisnis untuk mendulang berkah, terutama bagi pengusaha di bidang ritel, busana, kuliner, furnitur, dan parsel bahkan rental mobil.

Setiap tahunnya transaksi jual beli pada bulan Ramadan memang selalu meningkat, tidak terkecuali belanja secara online. Menurut data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan penjualan ritel pada periode bulan Puasa dan Lebaran 2018 lalu mencapai angka 15-20%. Angka ini meningkat tiga kali lipat, dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pasca-Pilpres, Bisnis Ritel Ditaksir Tumbuh 15%

Manhattan Associatesjuga menyebutkan pendapatan industri ritel nasional tumbuh 45% seiring peningkatan konsumsi selama periode Ramadan, Lebaran, hingga libur akhir tahun lalu. Adapun berdasarkan penelitian terbaru dari Priceza, tingkat klik pada penjualan online 26% lebih tinggi selama Ramadan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sementara nilai transaksi lewat dunia maya naik sebanyak 16%. Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengemukakan, Ramadan dan Lebaran merupakan salah satu momentum yang paling ditunggu-tunggu pengusaha ritel karena periode tersebut saat di mana konsumsi masyarakat meningkat dan mendongkrak penjualan peritel.

"Di bulan Puasa dan Lebaran memang secara otomatis pendapatan peritel akan tumbuh lebih besar dibandingkan bulan biasa karena permintaan konsumsi pasti banyak, karena orang mau beli makanan dalam jumlah banyak, juga belanja baju,” katanya.

Tutum memperkirakan, memasuki Bulan Suci ini, bisnis makanan akan naik minimal sebesar 50% dibandingkan bulan normal.

Baca Juga: Ini Cara Ritel Hadapi Persaingan E-Commerce

Usaha ritel pakaian akan tumbuh sebesar 200% hingga 300%. “Hampir sama sebenarnya pertumbuhannya seperti tahun-tahun sebelumnya. Pengusaha harus menyiapkan stok lebih banyak agar di lapangan tak kewalahan memenuhi kebutuhan pelanggan,” sebutnya.

Momen Ramadan dan Lebaran, lanjut dia, memberikan kontribusi cukup besar bagi perusahaan ritel dari total omzetdalam setahun, yakni hingga 65%, karena berada di semester pertama. Sepanjang 2019 Aprindo menargetkan pertumbuhan industri ritel bisa mencapai 10%, tak jauh berbeda dengan realisasi pertumbuhan 2018 yang mencapai sekitar 9%.

Dengan jumlah tersebut, harapannya total transaksi bisa mencapai Rp250 triliun hingga Rp260 triliun dengan harapan transaksi melalui onlinejuga akan meningkat. Asosiasi memasang target konservatif karena mempertimbangkan berbagai kondisi saat ini seperti masih berlangsungnya tahun politik serta pertumbuhan ekonomi yang masih menantang.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya