Tira mengatakan kontribusi besar dari pendapatan perseroan disumbang dari bisnis jasa keuangan dan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta properti. Kenaikan itu lebih tinggi dari penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.
Lini bisnis jasa keuangan mengalami peningkatan laba bersih tertinggi yakni meningkat 32%. Pada kuartal I 2018 sebesar Rp1,06 triliun menjadi Rp1,4 triliun di kuartal I 2019.
Kemudian dari lini alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20%. Di mana pada kuartal I 2019 sebesar Rp1,8 triliun dari kuartal I 2018 yang sebesar Rp1,5 triliun.
"Dalam lini bisnis ini, meski bisnis batu bara agak turun karena harga di dunia menurun, namun terbantu dengan kontribusi dari bisnis tambang emas yang baru di akuisisi," jelas dia.