Dia menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sedang beruntung dengan adanya bonus demografi tersebut karena populasi sebagian besar diisi oleh anak muda sehingga bisa menghemat biaya kesehatan karena kebutuhan layanan kesehatan cenderung lebih rendah.
“Namun, akan menjadi bonus apabila kita investasi di bidang kesehatan, pendidikan karakter, sehingga anak muda ini menjadi aset,” katanya.
Sri Mulyani menegaskan bahwa Indonesia perlu belajar dari berbagai negara di mana dari 190 negara di dunia, 20 di antaranya terjebak di dalam pendapatan menengah selama kurang lebih 40 tahun padahal sudah tumbuh dari pendapatan rendah (low income). Negara-negara yang lolos dari jebakan tersebut sebagian besar di Asia, seperti Singapura dan Taiwan, sementara itu negara-negara di Amerika Serikat hanya satu yang lolos, yaitu Chili.
“Artinya dari rendah ke menengah seperti Indonesia tidak ada jaminan terus menuju ke pendapatan tinggi,” katanya.