Peluang Indonesia Jadi Industri Olahraga sangat Besar, Apa Saja Sih Potensinya?

Koran SINDO, Jurnalis
Senin 29 April 2019 10:03 WIB
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
Share :

JAKARTA – Indonesia punya sumber daya olahraga besar sehingga diyakini bisa menjadi sebuah negara dengan industri olahraga yang kuat. Industri olahraga ini ditopang oleh kecintaan masyarakat Indonesia terhadap dunia olahraga.

”Indonesia sangat butuh olahraga sehingga industri juga diperlukan. Buktinya, kita banyak menjadi penggemar bidang olahraga tertentu, seperti sepak bola, badminton, bahkan bola basket. Tapi, masa kita mau terus-terusan menjadi pasar,” ujar Chief Executive Officer (CEO) DBL Azrul Ananda di Jakarta, pekan lalu.

Azrul memperkenalkan secara konsisten Developmental Basketball League (DBL), sebuah liga bola basket antar- SMA di Indonesia. Dia memacu ajang bola basket antar- SMA sebab meyakini bahwa sektor olahraga ini bisa diterima semua kalangan, terutama pada anak-anak muda.

Baca Juga: RI Jadi Produsen Barbie Terbesar di Dunia, Ini Faktanya

”Ya setidaknya kita harus mengembangkan pasar kita sendiri dengan menggelar kompetisi reguler secara konsisten,” ucapnya. Dia meyakini dengan menggelar kompetisi yang konsisten, memungkinkan Indonesia punya liga bola basket semacam NBA di Amerika.

”Tapi ini cikal bakal saya kira. DBL ini adalah tahap awal memasyarakatkan olahraga basket yang dimulai sejak SMA,” ungkapnya.

Menurut dia, dengan membuat kompetisi secara konsisten dan terus menerus, olahraga ini bisa menjadi besar. Tantangan untuk memasyarakatkan olahraga basket sekelas DBL bukan persoalan mudah.

Direktur DBL, Masany Audri Gultom mengatakan, untuk mengembangkan olahraga basket diperlukan integritas. Caranya dengan membuat liga profesional dan memolesnya sehingga industri kecil mengikuti.

”Kalau kita bicara industri, mungkin Amerika sudah jauh lebih dulu yang mana mereka punya kompetisi bola basket berjenjang mulai dari tingkat sekolah menengah atas, universitas, hingga level liga profesional sekelas NBA. Tapi kita mulai bertahap dan menerapkannya dengan penuh integritas,” ungkapnya.

Baca Juga: Potensi Industri Produk Kesehatan RI Masih Besar

Integritas liga DBL dibangun dengan mencari sponsor nonrokok. Ini beralasan, sebab peserta yang disasar liga ini juga berasal dari kalangan pelajar. Tak hanya itu, peserta yang merupakan kalangan siswa SMU ini setidaknya harus berprestasi.

”Sponsor nonrokok itu kita tiadakan, kemudian para peserta liga DBL ini juga terseleksi berdasarkan nilai rata-rata yang kita patok. Kenapa syarat nilai rata-rata kita patok, sebab kita pengalaman, ada siswa yang sengaja tidak naik kelas demi ikut kompetisi ini,” ucapnya.

Setelah integritas yang dibangun pihak DBL, tantangan selanjutnya berasal dari pihak sponsor.

Setidaknya kompetisi ini masih bisa berjalan sejak 2004 silam. Dukungan tentu sangat perlu, baik itu dari pemerintah maupun semua kalangan.

”Kita tidak ingin sumber daya olahraga kita hanya tersedot di cabang sepak bola dan badminton saja,” ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya