UEA Bangun Panel Surya Terbesar di Gurun Pasir

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 02 Mei 2019 10:30 WIB
Ilustrasi: (Foto: Antara)
Share :

DUBAI - Dengan anugerah banyak sinar matahari di Timur Tengah, upaya konstruksi monumen sedang dibangun. Berlokasi di gurun pasir Dubai, Taman Panel Surya Mohammed bin Rashid Al Maktoum dibangun untuk menjadi ikon baru Uni Emirat Arab (UEA).

Taman panel surya itu sesuai dengan nama penguasa Dubai dan wakil presiden UEA dan perdana menteri UEA. Itu akan melampaui rekor baru sebagai ladang panel surya terbesar di dunia. Saat ini masuk tahun kedelapan pembangunan taman panel surya tersebut.

Citra satelit menunjukkan skala yang sangat besar di mana panel surya terbentang dari timur ke barat yang dikelilingi pembangkit listrik. Jika selesai dibangun, Dubai Energy and Water Authority (DEWA) mengungkapkan investasi senilai USD13,6 miliar bisa memasok energi untuk 1,3 juta rumah dan mengurangi emisi karbon sebanyak 6,5 ton per tahun.

Baca Juga: Hemat Listrik, Rumah Para Menteri Akan Dipasang Panel Surya

Ladang panel surya itu dimulai diumumkan ke publik pada 2012 dan akan selesai proyek pembangunannya pada 2030. Taman panel surya 5.000 megawatt akan selesai tiga kali lebih lama dibandingkan Burj Khalifa. Fase pertama dan kedua sudah selesai dengan 2,3 panel surya dengan kapasitas 213 megawatt.

Fase tiga yang masih dalam proyek konstruksi memasang 3 juta panel surya dan 800 megawatt akan selesai pada 2020. Menurut Direktur Pelaksana DEWA Saeed Al-Tayer, proyek tersebut menandai batu loncatan untuk pentingnya energi bersih dan terbarukan.

Itu juga akan mempromosikan penggunaan energi yang seimbang untuk pembangunan dan lingkungan. “Taman surya itu akan menghasilkan 5.000 megawatt pada 2030. Itu akan memasok listrik ke wilayah seluas 44 km persegi dan memecahkan rekor dunia,” ujar Al-Tayer.

Setelah bertahun-tahun proses pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, proyek itu kini memasuk tahap keempat. Itu mungkin menjadi tahapan yang paling ambisius.

 

Setelah proyek dimulai pada Maret 2018, DEWA mengklaim program itu memiliki menara pembangkit listrik tenaga surya (CSP) terbesar di dunia. Program itu menggunakan cermin yang disebut dengan heliostats untuk fokus pada menara tertinggi untuk bisa menang kap panas.

Nantinya, panas itu akan digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. “Secara khusus, CSP lebih efisien karena lebih tinggi di bandingkan photovoltaics,” ungkap Christos Markides, profesor energi ramah lingkungan di Imperial College London, kepada CNN .

CSP menyimpan energi lebih panas dibandingkan baterai. “Penyimpanan energi panas itu 10 kali lebih murah dibandingkan penyimpanan energi listrik,” ujarnya. Dia menambahkan, itulah keuntungan utama teknologi CSP.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya