Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW, Kreativitas dan Resolusi Hajar Aswad

Rani Hardjanti, Jurnalis
Minggu 12 Mei 2019 14:14 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA - Saat Kota Makkah dilanda banjir besar, bangunan Kabah runtuh. Kaum Quraisy pun bergotong-royong membangun kembali bangunan tersebut.

Konflik antara pemuka-pemuka Quraisy terjadi saat akan meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya. Meletakkan Hajar Aswad adalah kemuliaan bagi bangsa Arab Quraisy dan membawa kemuliaan pula terharap suku yang meletakkannya. Konflik itu hampir saja membawa perang saudara di antara mereka.

Akhirnya mereka membuat kesepakatan, siapa yang pertama masuk ke Masjidil Haram, orang itulah yang akan memutuskan suku mana yang berhal meletakkan Hajar Aswad. Saat mereka menunggu orang yang dimaksud, Nabi Muhammad SAW bin Abdullah masuk ke dalam Masjidil Haram. Mereka pun langsung bersepakat mengangkat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan gelar Al Amin (yang dapat dipercaya) untuk membuat keputusan.

 Baca Juga: Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW, 5 Pelajaran dari Menggembala Kambing

Setelah mendengar masalah yang dihadapinya para kabilah, Nabi Muhammad SAW membentangkan sehelai kain surban dan meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah sorban itu. Beliau meminta semua ketua kabilah memegang di setiap penjuru surban, lalu mengangkatnya bersama-sama. Saat sampai di tepi kabah, Muhammad mewakili semua suku meletakkan batu itu di tempat asalnya. Semua kaum merasa puas dengan langkah yang bijak dan adil.

Kata 'pikir' hadir dalam bentuk kata kerja menurut tata bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan pikir adalah sebuah kerja yang subjektif dan perlu disandarkan kepada sebuah objek untuk memperoleh maksudnya. Sebagai contoh, Ahmad berpikir tentang alam semesta. Kalimat itu cukup jelas menunjukkan Ahmad yang sedang berpikir tentang kejadian alam. Sebaliknya, jika kalimat itu tidak dinyatakan objeknya, misalnya Ahmad berpikir, kalimat itu kurang jelas dan menjadi menggantung walaupun mudah dipahami.

Dalam perspektif bisnis, kreativitas adalah gabungan aspek pemikiran, personality dan hubungan antara motivasi, pemikiran dengan pribadi tertentu (Encyclopedia of Creativity Vol 1 p511). Seorang sarjana Barat, Richard E Ripple (1989) menguraikan definisi kreativitas sebagai gabungan kemampuan, keahlian, motivasi, dan sikap.

 Baca Juga: Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW, Sesudah Kesulitan Ada Kemudahan

Seperti dikutip dari buku 'Jejak Bisnis Rasul' yang diterjemahkan dari 'Jejak Bisnes Rasul' karya Muhammad Sulaiman, Ph.D. dan Aizuddinnur Zakaria terbitan PTS Profesional Publishing Malaysia pada 2010, Islam juga menyarankan pemikiran kreatif seperti berijtihad dalam masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Nabi pernah berkata, "Berijtihadlah berdasarkan ilmumu dan berdiskusilah dengan manusia melalui ilmu dan hikmah (kebaikan)." Hal itu seperti diriwayatkan Al-baihaqi dan Abu Bakar.

 

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya