22 Mei hingga Perang Dagang, Investor Waspadai Pelemahan IHSG

Koran SINDO, Jurnalis
Senin 13 Mei 2019 10:46 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu melemah 1,75% ke level 6.209,12 dibandingkan level pada pekan sebelumnya sebesar 6.319,46. Pergerakan indeks kian berat karena penguatannya terbatas.

Investor asing tercatat membukukan net sell Rp859,027 miliar di pasar reguler dan Rp897,346 miliar keseluruhan market.

Associate Director Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, pekan ini IHSG masih berpotensi melemah Di tengah buruknya kabar pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang didukung oleh situasi dan kondisi dalam negeri semakin tinggi tensinya, sentimen ini akan mendorong para pelaku pasar dan investor menahan diri hingga tanggal 22 Mei nanti.

“Ada kecenderungan melemah. Hal ini ditandai dengan banyaknya sentimen negatif yang mendorong pasar untuk bertahan. IHSG berpotensi untuk berada di level 6.185-6.250 pekan ini,” ujar Maximilianus di Jakarta, kemarin.

 Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.226 di Awal Pekan

Dia mengaku pekan ini tidak kalah menarik adalah sentimen dari data ekspor dan impor dari Indonesia. Selain itu, data trade balance Indonesia juga akan men jadi perhatian yang justru diprediksi akan minus setelah positif pada bulan sebelumnya.

Tidak kalah pentingnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indo nesia (RDGI) pada 16 Mei nanti akan menjadi sesuatu yang ditunggu karena tingginya volatilitas dan sensitivitas yang terja di belakangan ini.

“Ada potensi kenaikan dari IHSG namun tidak akan banyak, justru cenderung melemah dan harus dijaga untuk tidak turun melebihi level 6.100. Karena akan memicu untuk tembus ke bawah level 6.000,” katanya.

 Baca Juga: AS Berlakukan Tarif Impor, China: Negosiasi Dagang Tidak Gagal

Sementara itu, Equity Analyst Samuel Sekuritas, Dessy Lapagu mengatakan, IHSG pada akhir pekan lalu naik +10 bps dengan sektor penopang adalah consumer goods dan finance serta se jumlah saham di antaranya UNVR, TPIA, dan ICBP. Di sisi lain, nilai tukar uang rupiah menguat menjadi Rp14,327 per dolar Amerika Serikat.

Dia melihat hubungan AS dan China yang semakin memanas menjadi sentimen negatif bagi pasar dengan investor masih menunggu tanggapan dari China serta efek jangka pendek yang akan terjadi. Selain itu, juga ada rilis data ekonomi domestik yang tidak terlalu positif.

“Meski demikian, kami masih memiliki sektor unggulan yang berpotensi mendorong kenaikan IHSG pada pekan depan, yaitu masih pada sektor consumer dengan top picks,” ujar Dessy.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya