Disampaikannya, dana belanja modal tersebut berasal dari kas internal perseroan. Dimana penggunaan 60% di proyek jalan tol dan sisanya di air bersih dan energi. Tercatat hingga kuartal pertama 2019, penggunaan dana belanja modal baru mencapai Rp 300 miliar atau masih rendah karena adanya perubahan kondisi di lapangan.
Baca Juga: Nusantara Infrastructure Incar Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Cangkang Sawit
Kata Omar Danni, harusnya sampai semester satu ini sudah terserap lebih dari sekitar Rp 1 triliun. Namun karena ada situasi tertentu membuat pengerjaannya berhenti. “Jadi waktu kita mau bangun, di bawah tanah ada kabel dan lain, dari situ berhenti karena memindahkan kabel-kabel saja butuh waktu tiga bulan. Jadi waktunya mundur dan habis,” paparnya.
Menurut Omar, untuk proyek jalan tol, opsi pengembangan bisnis tersebut tidak terlalu banyak dan menunggu, sementara tawaran dari public partnership juga masih sedikit. Kendati demikian, Perseroan selalu membuka kesempatan dan peluang bagi siapa saja yang ingin bekerja sama. “Realisasinya juga tidak gampang apalagi sudah dari tahun-tahun sebelumnya kita coba dan belum ada yang berhasil,” katanya.
(Dani Jumadil Akhir)