JAKARTA - Ekonomi dan keuangan syariah dalam kurun lima terakhir berkembang pesat. The State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019 melaporkan besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal umat Islam di dunia mencapai USD2,1 triliun pada 2017 dan diperkirakan akan mencapai USD3 triliun pada 2023.
Besarnya angka yang dapat diperebutkan itu meningkatkan minat pemerintah serius dalam memaksimalkan ekonomi syariah di Tanah Air. Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) turut mewujudkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, MEKSI 2019-2024 dibuat berdasarkan hasil pengamatan selama KNKS hadir sejak 2016 bahwa sektor keuangan syariah tidak bisa bergerak sendiri.
Sektor keuangan meliputi asuransi, perbankan, lembaga investasi, dan pasar modal serta harus ada permintaan yang kuat dari industri yang membutuhkan keuangan syariah.
“Industri keuangan syariah ini memberikan kredit atau penyaluran pembiayaan, belum menunjang ekonomi syariah atau industri halal saat ini. Karena selama ini hanya menyalurkan kredit tanpa melihat posisi dari debiturnya,” tutur Bambang Brodjonegoro saat Peluncuran MEKSI 2019-2024 di Gedung Bappenas dikutip dari Koran Sindo, Minggu (26/5/2019).