600 Perusahaan AS Desak Trump Selesaikan Perang Dagang dengan China

, Jurnalis
Jum'at 14 Juni 2019 08:56 WIB
Presiden AS Donald Trump (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Walmart Inc, Target Corp, dan lebih dari 600 perusahaan lain mendesak Presiden AS Donald Trump dalam sepucuk surat untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dengan China, dengan mengatakan bahwa tarif merugikan bisnis dan konsumen Amerika.

Surat ini adalah yang terbaru dari banyak yang dikirim ke pemerintah Trump, sebelumnya melalui Tarif Hurt the Heartland, kampanye nasional menentang tarif yang didukung oleh lebih dari 150 kelompok perdagangan yang mewakili pertanian, manufaktur, ritel, dan industri teknologi.

Tetapi ini penting karena ketegangan perdagangan Amerika Serikat-China meningkat dan terjadi sebelum pertemuan yang mungkin antara Trump dan Presiden Cina Xi Jinping pada KTT G20 28-29 Juni di Osaka, Jepang. Trump mengatakan dia ingin bertemu Xi di sana dan akan memutuskan apakah akan memperpanjang tarif ke hampir semua impor China setelah itu.

Baca Juga: Ancaman Kenaikan Tarif oleh Presiden Trump Rusak Sistem Perdagangan Global

Dengan kurang dari tiga minggu sebelum pembicaraan antara pemimpin Tiongkok dan Amerika Serikat, harapan untuk kemajuan dalam mengakhiri perang dagang rendah. Sumber-sumber telah mengatakan kepada Reuters bahwa ada sedikit persiapan untuk pertemuan meski kesehatan ekonomi dunia dipertaruhkan.

"Kami tetap khawatir tentang kenaikan saling balas tarif," isi surat tersebut, dikutip dari Antaranews, Jumat (14/6/2019). "Tarif yang diterapkan secara luas bukanlah alat yang efektif untuk mengubah praktik perdagangan tidak adil China. Tarif adalah pajak yang dibayarkan langsung oleh perusahaan AS ... bukan China.”

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar. Walmart, pemberi kerja sektor swasta terbesar di Amerika Serikat dan pengecer terbesar di dunia, mengatakan tarif akan menaikkan harga-harga bagi konsumen Amerika Serikat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya