NEW YORK - Harga minyak melonjak lebih dari 5% pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah Iran menembak jatuh drone militer Amerika Serikat (AS), meningkatkan kekhawatiran konfrontasi militer antara Teheran dan Washington.
Ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) dapat memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya, stimulus pertumbuhan di negara-negara konsumen minyak terbesar dunia, dan penurunan persediaan minyak mentah AS juga mendukung harga minyak.
"Pertemuan-pertemuan peristiwa ini: ada siklus pelonggaran yang membayangi yang akan memukul dolar dan menopang harga komoditas, serta ada juga ketegangan dengan Iran," kata mitra Again Capital Management di New York John Kilduff seperti dikutip Antaranews, Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Baca Juga: Iran Tembak Jatuh Pesawat Nirawak AS, Trump: Itu Kesalahan Besar
Premi keamanan yang dibangun ke dalam harga minyak dapat naik lebih lanjut karena ketegangan antara AS dan Iran memanas, katanya.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus melonjak USD2,63 atau 4,3% menjadi ditutup pada USD64,45 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik tajam USD2,89 atau 5,4% menjadi menetap pada USD56,65 per barel di New York Mercantile Exchange,
Baca Juga: Garda Revolusi Iran Klaim Tembak Jatuh Drone AS dekat Selat Hormuz
Premi Brent atas WTI menyempit ke level terendah sejak April. Langkah itu terjadi ketika minyak mentah AS naik lebih cepat dari Brent, karena penarik yang disediakan oleh kebijakan potensial Federal Reserve, kata Direktur Berjangka Mizuho di New York Bob Yawger.
Presiden AS Donald Trump yang mengecilkan dugaan Iran mengenai drone militer AS mengatakan bahwa ia menduga itu ditembak secara tidak sengaja dan bahwa "itu akan membuat perbedaan besar" baginya jika pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh telah diujicobakan.
Sementara komentar-komentar tampak menunjukkan bahwa Trump tidak bersemangat untuk meningkatkan eskalasi terbaru dalam serangkaian insiden dengan Iran, ia juga memperingatkan bahwa: "Negara ini tidak akan mendukungnya."
Baca Juga: Wall Street Menguat dan Euforia Suku Bunga The Fed
Teheran mengatakan pesawat tak berawak Global Hawk yang tidak bersenjata sedang dalam misi mata-mata atas wilayahnya, tetapi Washington mengatakan ditembak jatuh di wilayah udara internasional.
Ketegangan meningkat di Timur Tengah sebagai rumah bagi lebih dari 20% dari produksi minyak dunia, setelah serangan terhadap dua kapal tanker di dekat Selat Hormuz, sebuah titik chokepoint untuk pasokan minyak. Washington menyalahkan Teheran atas serangan kapal tanker itu. Iran membantah peran apa pun.