JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 diperkirakan akan kembali mencatatkan kinerja defisit. Laju neraca perdagangan akan berada di kisaran defisit USD700 miliar hingga USD1,2 miliar.
"Diperkirakan neraca perdagangan pada bulan Mei masih akan defisit walaupun tidak akan sebesar defisit pada bulan April," ujar Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah kepada Okezone, Senin (24/6/2019).
Baca Juga: Menanti Data Neraca Perdagangan Mei 2019
Pada rilis data neraca perdagangan April 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) memang mencatat terjadi defisit USD2,5 miliar. Realisasi ini memburuk dari posisi neraca perdagangan Maret 2019 yang surplus USD540 juta.
Piter menilai, defisit pada Mei 2019 di dorong permintaan impor barang konsumsi yang tinggi mengingat Mei merupakan bulan puasa. Sekaligus juga adanya persiapan untuk Lebaran 2019 yang jatuh di bulan Juni.
Baca Juga: Atasi Defisit Neraca Dagang? Begini Caranya
"Bulan Mei bertepatan dengan bulan Ramadan dan persiapan Lebaran, yang artinya impor barang-barang konsumsi akan tinggi termasuk juga barang-barang pangan. Belum lagi impor BBM (bahan bakar minyak)," jelasnya.
Menurutnya, kinerja ekspor masih akan melambat di bulan lalu. "Ini disebabkan stagnasi harga dan permintaan di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang," tutupnya.
(Feby Novalius)