Ojek Online Mangkal, Kawasan Transit Moda Transportasi Semrawut

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 26 Juni 2019 10:46 WIB
Foto: Ojek Online (Okezone)
Share :

JAKARTA–Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat, semrawut. Pusat integrasi lima moda transportasi massal di DKI Jakarta itu dipenuhi ojek daring.

Berdasarkan pantauan, Jalan Blora hingga Jalan Kendal yang merupakan lintasan utama integrasi transportasi umum sering mengalami kemacetan lantaran banyaknya ojek daring yang memangkal di pinggir jalan. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengakui kesemrawutan kawasan TOD Dukuh Atas yang disebabkan keberadaan ojek daring. Salah satu solusi penataan ojek daring dengan membangun shelter ojek. 

Baca Juga: Integrasi Moda Transportasi Belum Maksimal, Konsep TOD Dukuh Atas Dipertanyakan

Namun, pembangunan shelter masih proses penetapan lokasi oleh PT MRT Jakarta maupun vendor ojek daring, seperti Grab Indonesia dan Go-Jek Indonesia.

”Saat ini shelter ojek daring dalam proses pengkajian,” ujar Sigit, kemarin.

Selama ini Dishub DKI berupaya terus menertibkan ojek daring yang memangkal di badan jalan. Dia telah memanggil pihak aplikator agar mematikan aplikasi pengemudi yang kedapatan di badan jalan lantaran mengganggu pengguna jalan lain. Bahkan, dia juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai instansi yang berwenang mematikan aplikasi.

Baca Juga: Konsep TOD, Stasiun Cisauk Jadi Mewah seperti Bandara Soetta

Saat ini sejumlah gedung pemerintahan atau pusat keramaian telah diminta menyediakan titik drop off di antaranya kantor kelurahan, kecamatan, BUMD, Pasar Jaya, terminal, dan titik lainnya. Ketika terkena penertiban, tidak ada lagi alasan tidak adanya tempat drop off selain di bahu atau badan jalan.

”Kami akan kembali duduk bersama dengan pemilik aplikator untuk membahas penentuan titik-titik mana saja yang tidak bisa melakukan penurunan atau penjemputan penumpang,” ungkapnya.

Pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setidjawarno, mengajak pemilik aplikator ojek daring membantu Pemprov DKI menjaga nama baik dan harga diri bangsa Indonesia dengan menertibkan maupun menyejahterakan pengemudinya. Aplikator bukan hanya menjadi sponsor kegiatan ketika sudah mendapatkan untung besar. Menurut dia, tanpa adanya driver yang merupakan ujung tombak perusahaan, aplikator ojek daring tidak akan meraih keuntungan besar.

”Kemenkominfo juga harus ikut berpikir bagaimana cara mengawasi sistem IT aplikator,” ucapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya