Harga Minyak Kembali Mendidih Jelang Pertemuan OPEC dan G20

, Jurnalis
Jum'at 28 Juni 2019 07:36 WIB
Foto: Reuters
Share :

NEW YORK - Harga minyak dunia sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah ekspektasi bahwa OPEC akan memperpanjang kesepakatan pengurangan produksi, sementara investor menunggu pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China di sela-sela KTT G20 di Jepang yang dapat menghasilkan terobosan pada pembicaraan perdagangan.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Agustus naik tipis USD0,05 menjadi menetap pada USD59,43 per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus sedikit menguat USD0,06 menjadi ditutup pada USD66,55 per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian seperti dikutip Antaranews, Jakarta, Jumat (28/6/2019).

Baca Juga: Investor Pantau Pertemuan KTT G20, Wall Street Bervariasi

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) diperkirakan akan menggulirkan kesepakatan untuk mengurangi pasokan pada pertemuan minggu depan dan membahas pendalaman pembatasan, kata menteri perminyakan Irak.

Sumber mengatakan kepada Reuters bulan ini bahwa Aljazair telah melontarkan gagasan memperdalam pengurangan sekitar 600.000 barel per hari.

Kesepakatan antara OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia untuk mengekang produksi sebesar 1,2 juta barel per hari, berakhir pada akhir Juni. Pertemuan pada 1-2 Juli di Wina akan membahas langkah selanjutnya.

 Baca Juga: Stok Menurun, Harga Minyak Naik hingga 2%

Pertemuan OPEC akan mengikuti KTT G20 akhir pekan ini.

"Jika kita tidak melihat OPEC memperpanjang perjanjian produksinya serta AS dan China meninggalkan G20 dengan lebih banyak masalah, reli hingga tertinggi satu bulan ini bisa berhenti," kata Wakil Presiden Riset Pasar Tradition Energy, Gene McGillian, di Stamford, Connecticut.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping mungkin dilakukan akhir pekan ini, tetapi ia siap untuk mengenakan tarif AS terhadap sebagian besar impor dari China yang tersisa jika kedua negara tidak sepakat.

"Sudah jelas bahwa investor sedikit berhati-hati ketika kedua pihak datang ke pertemuan ini, mengingat bagaimana perundingan sebelumnya gagal dan perang bicara yang kami dilihat dari kedua belah pihak," kata analis OANDA, Craig Erlam.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran juga membuat pasar gelisah. Iran berada di jalur untuk melanggar ambang batas dalam perjanjian nuklirnya dalam beberapa hari dengan mengakumulasi lebih banyak uranium yang diperkaya daripada yang diizinkan, meskipun Iran belum melakukannya dengan tenggat waktu yang ditentukan untuk Kamis (27/6/2019), kata para diplomat, mengutip data inspektur AS.

Ketika ditanya tentang Iran yang mungkin melanggar pembatasan itu, Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook mengatakan sudah jelas akan ada konsekuensinya.

Di tempat lain, provinsi penghasil minyak mentah utama pemerintah Kanada, Alberta, mengurangi pembatasan produksi minyak mentah untuk Agustus pada Kamis (27/6/2019), menetapkan batas 3,74 juta barel per hari, dibandingkan dengan 3,71 juta barel per hari pada Juli.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya